Nalar.ID

10 Fakta Film Hanum & Rangga, Adu Kuat dengan A Man Called Ahok

Jakarta, Nalar.ID – Serentak dirilis di bioskop Tanah Air, Kamis (8/11) lalu, film Hanum & Rangga: Faith and City, sudah sejak lama ditunggu publik.

Film yang diangkat dari novel karya Hanum Salsabiela Rais ini, berkisah perjalanan petualangan bersama suaminya, Rangga Almahendra, selama di Amerika Serikat. Termasuk ulasan romansa pasangan suami-istri Rangga dan Hanum, disertai lika-liku kehidupan mereka di negeri orang.

Di produksi MD Pictures pimpinan Manoj Punjabi, dan disutradarai Benni Setiawan, berikut fakta-fakta film-nya.

  1. Buku Best Seller

Film ini diangkat dari karya novel Hanum berjudul Faith and The City (Hanum Salsabiela Rais, 2015). Tak sampai 240 halaman, isi buku ini mampu memikat pembaca. Terlebih, cetakan pertama mampu menembus 20 ribu eksemplar dalam tempo sebulan.

2. Syuting di New York

Sama dengan isi dalam novel, setting atau lokasi pembuatan film ini dilakukan di kota New York, Amerika Serikat. Termasuk lokasi di Bandara JFK, sampai ikon-ikon ternama di kota New York.

3. Perubahan Pemain

Tokoh Rangga, kali ini diperankan oleh Rio Dewanto, menggantikan Abimana Aryasatya, di dua cerita film sebelumnya. Pasalnya, di film sebelumnya, karakter Rangga melekat pada Abi. Pergantian pemain juga dialami tokoh Azima. Azima diganti Titi Kamal, yang sebelumnya diperankan Rianti Cartwright. “Walau ganti pemain, kami optimis, film ini tetap diminati penonton,” kata produser eksekutif MD Pictures Manoj Punjabi, dalam jumpa pers dan gala premier di XXI Plaza Indonesia, Jakarta, Selasa (6/11) lalu.

4. Kelanjutan dari Sebelumnya

Film ini bagian dari kelanjutan cerita 99 Cahaya di Langit Eropa (2013 & 2014), dan Bulan Terbelah di Langit Amerika (2015 & 2016).

5. Kisah Obsesi dan Kepatuhan

Film ini mengisahkan kehidupan pernikahan Hanum dan Rangga, yang menetap di New York, Amerika Serikat. Mereka mengira, kota itu bakal membuat dekat dan romantis, namun justru sebaliknya, Hanum mengejar cita-cita di dunia penyiaran setelah menerima tawaran menjadi produser di Global New York (GNTV) oleh Andy Cooper (Arifin Putra), jurnalis senior yang diidolai sejak kecil, tanpa diskusi terlebih dahulu dengan suaminya. Rupanya, ini berbenturan dengan kenyataan dirinya sebagai istri Rangga.

6. Karakter Alex Abbad

Di film ini, Alex, digambarkan sebagai sosok metroseksual modis, genit, dan emosional. Ia mengaku, karakter ini belum pernah ia mainkan sebelumnya. Ia juga dituntut mendalami karakter bahasa Indonesia ‘medhok’ dan berbahasa Inggris aksen Amerika.

7. Head to Head dengan A Man Called Ahok

Sebelumnya, film Hanum & Rangga, rencana tayang 15 November 2018. Tapi, jadual tayang maju menjadi 8 November 2018, bersamaan dengan pemutaran perdana film A Man Called Ahok. Film ini menceritakan kisah nyata kehidupan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Menariknya, kehadiran dua film ini, memunculkan spekulasi berkembang di masyarakat. Pasalnya, penulis buku Faith and The City, yakni Hanum, adalah putri Amien Rais, Ketua MPR RI 1999-2004.

8. Dugaan Politis

Banyak pihak menilai, dua film ini berhubungan dengan politik. Sebab dua tokoh utama film ini punya pandangan politik berseberangan. Hanum, putri Amien Rais, Ketua MPR RI 1999-2004, sosok kritis dan nyinyir terhadap Jokowi. Sekaligus dekat dan pendukung garis keras Prabowo Subianto, capres Indonesia nomor urut 2. Sementara, Ahok, teman dekat Presiden Joko Widodo, sekaligus mantan koleganya.

9. Strategi Marketing

Bos MD Pictures Manoj Punjabi, membantah. Menurutnya, spekulasi ini agak terkesan ‘liar’. “Saya merasa, head to head dengan film itu lebih masuk akal ketimbang bersaing dengan film Hollywood kalau tayang pada tanggal-tanggal awal. Ini cuma strategi marketing kami,” sambungnya. Diketahui, penayangan film produksi Manoj ini berdekatan dengan rilisnya film asing Fantastic Beast The Cromes of Grindelwald.

10. Banyak Kesamaan

Menarik membandingkan dua film ini. Sebab, keduanya banyak kesamaan: dari kisah nyata, sumber dari novel (buku Faith and The City, karya Hanum, 240 halaman, tahun 2015; dan A Man Called Ahok: Sepenggal kisah perjuangan dan ketulusan, karya Rudi Valinka, 112 halaman, tahun 2016), diangkat ke film, serta tayang dan diputar di hari dan bulan yang sama.

Penulis: Ceppy F. Bachtiar | Editor: Ceppy F. Bachtiar

Komentar

Ikuti Kami

Kami nalar, punya alasan informasi tak ditelan mentah. Mari, sama-sama bernalar.

Nalar.ID | Cerdas Menginspirasi