Jakarta, Nalar.ID – Setelah kecelakaan pesawat, kotak hitam atau black box, menjadi benda penting paling diburu. Tak terkecuali insiden Lion Air JT-610 yang hilang kontak dan jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10) pagi lalu.
Soerjanto Tjahjono, Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), menyebut, sebab jatuhnya pesawat baru bisa diketahui setelah black box ditemukan. Tak sedikit orang penasaran dan ingin mengetahui, apa dan bagaimana black box.
Berikut sejumlah faktanya. Informasi diolah berbagai sumber.
- Bukan Nama Asli
Aslinya, benda ini bernama Flight Data Recorder (FDR). Menyimpan catatan dan data penerbangan. Mulai dari aliran bahan bakar, laju penurunan elektronik, mesin knalpot, suhu, kecepatan pesawat, dan ketinggian. Ini data-data penting untuk memfasilitasi penyelidikan usai kecelakaan. Bentuknya silinder, sudah tidak kotak.
- Asal Istilah
Istilah benda ini muncul ketika selepas pertemuan tentang perekam penerbangan komersial pertama yang dinamai ‘Red Egg’, karena warna dan bentuknya. Seseorang, saat itu, komentar, “Ini adalah kotak hitam menajubkan.”
- Bukan Hitam
Tak sesuai namanya, warna asli black box justru oranye terang. Bermaterial tahan api. Benda ini secara umum tidak warna hitam, namun biasanya oranye terang. Ditujukan agar mudah dicari dan ditemukan usai terjadi insiden.
- Asal Penemuan
Ketika pesawat kecelakaan, seringkali hancur sehingga sulit dicari sebabnya. Ini mendorong Dr.David Warren (20 Maret 1925 – 19 Juli 2010), seorang ahli ledakan dan ilmuan Australia, membuat alat yang bisa merekam semua informasi sebelum terjadi kecelakaan. Tahun 2007, Warren, masuk ‘Top 100 Orang Jenius’ versi Kreator Synectics.
- Box of Tricks
Asal alternatif untuk istilah black box, berawal dari terminologi RAF ketika Perang Dunia II. Selama periode inovasi elektronik baru pada 1940-1945, benda seperti Oboe, GEE, dan H2S, dipasang pada pesawat. Biasanya pesawat pengebom secara rutin. Lalu ditutupi kotak besi buatan dan di cat hitam guna mencegah pemantulan. Usai beberapa waktu, benda elektronik ‘baru’ apapun disebut sebagai ‘kotak trik’ (box-of-tricks) atau ‘kotak hitam’ (black box).
- Ide Tape Recorder
Ide diambil dari alat tape recorder berukuran saku. Desain dibuat di Australia. Dilanjutkan menjadi alat yang merekam semua arus komunikasi dalam penerbangan.
- Dua Silinder
Biasanya, black box, ada dua atau masing-masing dua silinder; FDR dan Cockpit Voice Recorder (CVR). CVR adalah perekam penerbangan. Berguna untuk merekam lingkungan audio di kokpit. Dengan cara ini, komunikasi dengan kontrol lalu lintas udara tersedia untuk penyelidikan pasca kecelakaan. Kadang, jika dua silinder (FDR dan CVR) digabung, menjadi satu kotak utuh.
- 2 dan 25 Jam Simpan Data
Black box bisa menyimpan data penerbangan sampai 25 jam. Tapi hanya 2 jam rekaman suara kokpit. CVR melacak interaksi kru dan awak, hingga kontrol lalu lintas udara. Termasuk kebisingan latar suasana yang bisa memberi petunjuk penting penyelidikan. Versi rekam magnetik sebelumnya hanya merekam 30 menit percakapan kokpit dan kebisingan, yang direkam satu lingkaran.
- Di Ekor Pesawat
Ujung ekor biasa ditempatkan benda ini. Alasannya, struktur dan desain pesawat mampu melindungi black box dengan baik dan aman jika kecelakaan terjadi. Sementara data dan suara, tercatat di dalam kokpit.
- Sulit Terlacak
Benda ini punya suar pencari, diaktifkan dalam kontak dengan air. Selanjutnya, mulai mengirim pulsa selama 30 hari. Di darat, pencari hanya punya warna oranye sebagai suar visual. Biasanya pendeteksian jauh lebih sulit. Sayangnya, beberapa black box tak pernah ditemukan.
- Tak Secanggih Smartphone
Usai insiden MH370, para ahli menyampaikan, sudah waktunya memperbarui metode teknologi pengumpulan data penerbangan. Sebab, black box tak mampu komunikasi real time layaknya smartphone yang memiliki internet dan GPS. Pasalnya, bandwidth untuk mengalirkan data jumlah besar dari pesawat besar, hingga kini belum bisa dilakukan.
- Sulit Hancur
FDR, dibungkus ganda dalam titanium atau baja tahan karat. Mampu tahan di kondisi ekstrim. Peneliti pernah uji coba. Menghancurkan dalam api 1.100 derajat Celcius, mencelupkan ke bahan bakar jet, hingga menenggelamkan ke tangki air garam bertekanan tinggi.
- Tak Hanya untuk Pesawat
Sebenarnya, kendaraan lain, seperti mobil, kapal laut, dan kereta api, memiliki alat serupa. Alat serupa ada di lokomotif kereta api bernama event recorder. Sedangkan di mobil, yakni event data recorder. Kapal laut ada message case, serta alat perekam lain yang kadang ditemukan di sejumlah kendaraan.
Penulis: Erha Randy | Editor: Ceppy F. Bachtiar
Komentar