Nalar.ID, Jakarta – Tahun ini, Forbes mengeluarkan daftar orang terkaya di dunia. Sebanyak
15 orang dari Indonesia. Namanya terukir di sejarah konglomerat RI dengan segudang bidang bisnis yang mereka tekuni. Mulai dari minuman, produksi rokok, kelapa sawit, perbankan, pupuk, hingga lainnya.
Siapa saja mereka dan apa saja bisnisnya? Dilansir dari Forbes, ini rangkuman Nalar.ID:
Hartono Bersaudara
Selama 12 tahun berturut-turut, kakak-adik Budi Hartono dan Michael Hartono ini menduduki puncak orang terkaya di Indonesia. Terhitung sejak 2008.
Budi Hartono masuk posisi pertama orang terkaya asal Indonesia. Hartanya US$ 13,6 miliar, atau setara Rp 217,6 triliun (kurs Rp 16.000/US$). Sementara Michael Hartono posisi kedua, hartanya US$ 13 miliar atau setara Rp 208 triliun.
Sumber kekayaan Hartono bersaudara berasal dari PT Djarum atau Djarum Group, sebuah konglomerasi yang menggarap banyak lini usaha di sejumlah bidang.
Beberapa tahun terakhir, Djarum Group banyak bergerak dan tumbuh cepat ke sektor ritel online. Kemudian mengakuisisi Infokost, Blibli, Opini, Kaskus, Kincir, Bolabob, Mindtalk, dan DailySocial.
Tak hanya itu, kekayaan mereka juga diperoleh dari saham mayoritas di Bank Central Asia (BCA) yang dibeli usai krisis ekonomi Asia tahun 1998.
Sri Prakash Lohia
Posisi ketiga orang terkaya asal Indonesia dihuni oleh pria berdarah India ini. Hartanya menembus US$ 4,3 miliar atau Rp 68,8 triliun. Sumber kekayaanya berasal dari perusahaan Indorama di bidang pembuatan benang pintal. Indorama berdiri tahun 1976 di Purwakarta, Jawa Barat.
Kekayaannya semakin meroket setelah perusahaannya memproduksi polyethylene terephtalate (PET), bahan yang digunakan untuk produksi botol minuman plastik seperti Pepsi dan Coke.
Selain itu perusahaannya juga membuat pembangkit listrik tenaga petrokimia untuk industri sarung tangan medis, poliolefin pupuk, dan bahan baku tekstil.
Dato Sri Tahir
Orang terkaya keempat di Indonesia, pria ini mengantongi kekayaan US$ 4,1 miliar atau Rp 65,6 triliun. Ia dikenal sebagai pendiri Grup Mayapada, grup yang bergerak di bidang real estate, perbankan, hingga rumah sakit, dan lainnya.
Ia juga dikenal dermawan yang tajir. Lewat yayasan miliknya, Tahir Foundation, ia kerap berdonasi untuk aksi kemanusiaan. Belakangan ia baru saja merogoh koceknya untuk membantu pemerintah memerangi virus Covid-19.
Prajogo Pangestu
Masuk daftar orang kelima di Indonesia, ia memiliki kekayaan US$ 3,5 miliar atau Rp 56 triliun. Sumber kekayaannya berasal dari bisnis kayu yang digeluti sejak 1970-an bernama PT Barito Pacific Timber.
Perusahaan itu ganti nama menjadi Barito Pacific usai mengurangi bisnis kayu pada 2007. Di tahun yang sama, Barito Pacific mengakuisisi 70 persen Chandra Asri, perusahaan petrokimia.
Tahun 2011, Chandra Asri bergabung dengan Tri Polyta Indonesia hingga menjadi produsen petrokimia terintegrasi dan terbesar di Indonesia. Guna mengembangkan pabrik karet sintetis di Indonesia, tahun 2015, Chandra Asri Petrochemical bekerja sama dengan produsen ban asal Prancis, Michelin.
Chairul Tanjung
Ia dikenal dengan julukan Si Anak Singkong. Masuk daftar orang terkaya keenam di Indonesia, Chairul Tanjung mengantongi harta US$ 3,1 miliar atau setara Rp 49,6 triliun. CT Corp adalah sumber kekayaan kerajaan bisnisnya.
CT Corp terdiri atas tiga perusahaan sub holding: Mega Corp, Trans Corp, dan CT Global Resources. Diantaranya meliputi layanan, ritel, gaya hidup, media hiburan, finansial, hingga kebun sawit yang menjadi sumber energi terbarukan.
Martua Sitorus
Mengantongi US$ 1,8 miliar atau setara Rp 28,8 triliun, pria ini masuk orang terkaya ketujuh di Indonesia. Kekayaannya bersumber sejak mendirikan perusahaan kelapa sawit bernama Wilmar International.
Berdagang sejak usia muda, Sitorus mendirikan Wilmar dengan keponakannya yang masuk daftar orang terkaya di Malaysia, Kuok Khoon Hong.
Mochtar Riady
Ia sukses berkat mendirikan Lippo Group, yang fokus di sejumlah bidang rumah sakit, properti, ritel, dan media. Kini, usahanya diteruskan James dan Stephen Riady, anaknya.
Pria ini masuk peringkat kedelapan dengan harta kekayaan US$ 1,7 miliar atau setara Rp 27,2 triliun.
Peter Sondakh
Peter Sondakh mendirikan perusahaan investasi yang didirikan pada 1984 bernama Rajawali Corpora. Bisnis tersebut meliputi pertambangan, hotel, dan media. Lainnya, aset seperti hotel Four Seasons di Jakarta, jaringan TV yakni Rajawali Televisi, dan penyedia layanan internet Velo Networks.
Deretan bisnisnya tersebut membawa Peter menjadi orang terkaya kesembilan di Indonesia dengan kekayaan US$ 1,6 miliar atau setara Rp 25,6 triliun.
Murdaya Poo
Masuk orang terkaya ke-10 di Indonesia, Murdaya Poo memulai karir dari berjualan koran. Dengan usahanya, ia berhasil mendirikan perusahaan yang bergerak di bidang investasi perkebunan kelapa sawit, produsen kayu, teknologi informasi, dan sebagainya bernama Central Cipta Murdaya.
Ia juga memiliki Jakarta Convention Centre (JCC). Banyak keuntungan didapat dari 100 event per tahun yang diselenggarakan di JCC. Tak heran kekayaannya menembus US$ 1,2 miliar atau setara Rp 19,2 triliun.
Theodore Rachmat
Masuk daftar ke-11, Theodore Rachmat memperoleh sumber kekayaan dari Triputra Group yang berdiri tahun 1998. Perusahaan itu bergerak di bidang pertambangan, agribisnis, dan manufaktur.
Ia juga menjabat CEO Astra International. Perusahaan ini didirikan oleh pamannya, William Soeryadjaya tahun 1968. Kekayaan Theodore mencapai US$ 1,2 miliar atau setara Rp 19,2 triliun.
Djoko Susanto
Siapa sangka, orang terkaya ke-12 asal Indonesia ini tidak lulus SMA. Dahulu, ia hanya mengelola warung-warung makanan dan menjual rokok dengan membuka sejumlah warung kelontongan.
Kesuksesannya membuka sejumlah jaringan warung ini menarik perhatian taipan pengusaha rokok Putera Sampoerna. Keduanya lantas bekerja sama membuka sejumlah toko dan supermarket.
Ketika Putera Sampoerna menjual bisnis rokoknya ke Phillip Morris, Djoko justru fokus mengembangkan bisnis ritelnya, yaitu Alfamart. Kini, ritel Alfamart telah mencapai 16.000 gerai di seluruh Indonesia. Dari bisnis waralaba itu, Djoko meraup pundi kekayaan hingga US$ 1,2 miliar atau setara Rp 19,2 triliun.
Sukanto Tanoto
Masuk daftar orang terkaya ke-13 di Indonesia, kekayaannya mencapai US$ 1,2 miliar atau setara Rp 19,2 triliun. Ia sukses melakoni sejumlah bisnis di bidang kelapa sawit, manufaktur, migas, dan lainnya yang tergabung dalam grup Royal Golden Eagle (RGE).
Diantaranya Asia Pasific Resources International Holding Ltd. dan Asia Symbol yang sukses di sektor manufaktur pulp dan kertas. Kemudian Sateri International dan APR, produsen rayon dan pulp. Juga Asian Agri dan Apikal yang merupakan perusahaan minyak kelapa sawit. Serta di bidang migas bernama Pasific Oil & Gas.
Low Tuck Kwong
Lahir di Singapura, Low Tuck Kwong berkebangsaan Indonesia sejak menetap tahun 1972. Ia pemilik perusahaan Bayan Resources, perusahaan pertambangan batu bara di Indonesia. Ia masuk peringkat ke-14 orang terkaya Indonesia. Kekayaannya mencapai US$ 1,1 miliar atau setara Rp 17,6 triliun.
Penulis: Erha Randy | Editor: Ceppy F. Bachtiar
Komentar