Nalar.ID, Jakarta – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), merilis sejumlah kerugian hingga proses pembangunan huntara (hunian sementara) bagi para korban bencana alam di Sulawesi Tengah (Sulteng).
Berikut, sejumlah fakta terbaru bencana alam di Sulawesi Tengah, sesuai keterangan BNPB, di kantor BNPB, Jakarta Timur, Jumat (26/10).
Rugi Rp 15,29 Triliun
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, menginformasikan Jumat (26/10) mengatakan, jumlah kerugian bencana di Sulteng mencapai Rp 15,29 triliun. Kata Sutopo, ini angka perkiraan.
Di Kota Palu, kerusakan Rp 7,6 triliun atau mencapai 50 persen dari total perkiraan. Lalu, di Kabupaten Sigi Rp 4,9 triliun, Kabupaten Parigi Moutong Rp 631 miliar, dan Kabupaten Donggala Rp 2,1 triliun.
Nilai kerusakan di empat wilayah itu diperkirakan Rp 13,27 triliun, dengan nilai kerugian sebesar Rp 2,02 triliun. Detail kerusakan, meliputi nilai kerusakan stok fisik aset. Sementara, nilai kerugian adalah kerugian arus ekonomi yang terganggu akibat bencana.
5 Jenazah di Petobo
Tim SAR, setelah mendapat laporan temuan jenazah, segera mengevakuasi korban di Kelurahan Petobo, Jumat (26/10). Tiga dari lima jenazah, ditemukan dalam posisi berpelukan. Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Palu Basrano menyatakan, tim-nya berhasil menerjukan dua tim ke Petobo.
Huntara
Perkiraan BNPB, jumlah keluarga yang membutuhkan huntara (hunian sementara) mencapai 23.413 warga. Kata Sutopo, angka itu baru perkiraan dan masih verivikasi. Sedianya, Kementerian PUPR akan membangun 1.200 barak. Masing-masing menampung 12 kepala keluarga (KK). Barak-barak ini, diharapkan menampung 14.300 orang. Kementerian Sosial siap memenuhi kebutuhan pengungsi selama menetap di huntara.
Pemulihan
Kondisi Sulteng sudah siap memasuki transisi masa darurat ke tahap pemulihan. Dari surat keputusan kepala daerah, lokasi huntara sudah ditetapkan dan pembersihan kota sudah mencapai 70 persen. Huntara, selesai akhir 2018 atau sekitar Desember.
Jalan Masih Terputus
Kata BNPB, sejumlah ruas jalan terdampak bencana alam masih terputus. Walau begitu, fasilitas kesehatan sudah berfungsi melayani masyarakat.
Penulis: Erha Randy | Editor: Ezar Radinka
Komentar