Nalar.ID – Dikenal sebagai negara maju, Swedia menjadi percontohan negara lain terkait pengembangan energi baru terbarukan (EBT). Dalam keterangan kepada Nalar.ID, pekan lalu, Ketua Umum Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) Surya Darma menuturkan bahwa secara waktu, Swedia terbilang terlambat mengembangkan EBT.
“Kini, Swedia telah ada di atas negara-negara lain dalam pengembangan EBT. Negara ini sudah mencanangkan target tinggi dengan melepas bayang-bayang penggunaan energi fosil,” kata Surya.
Rencananya, Swedia akan lepas dari bayang-bayang energi fosil pada 2030. Bagaimana fakta hebatnya Swedia? Berikut sejumlah fakta Swedia memaksimalkan EBT. Informasi dirangkum Nalar.ID, Rabu (1/5):
Tawarkan Teknologi Hemat Energi
Surya Darma mengungkapkan, salah satu teknologi yang ditawarkan ialah penghematan listrik pada air conditioner (AC). Teknologi ini punya stabilitas penyaluran energi dan ventilasi udara optimal.
Sebab itu, pihaknya berencana kerja sama dengan Swedia di bidang teknologi alih teknologi capacity building. Seperti smart green dan energi terbaru lain.
Sukses Kembangkan EBT
Perwakilan Badan Energi Swedia Paul Westin menuturkan, Swedia, menjadi negara pemula dalam pengembangan energi terbarukan. Pengembangan awal bermula tahun 1960-an saat sumber daya alam Swedia ketika itu kian menipis.
Akhirnya, tahun 1970 sampai 1980, negara tersebut mulai eksplorasi sumber-sumber energi baru. Terlebih, saat itu, ada krisis minyak mentah besar-besaran.
Bye Minyak Cs, Pakai 100 Persen EBT di 2030
Menurut Ketua Umum Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) Surya Darma, Swedia saat ini telah mencanangkan target tinggi melepas bayang-bayang pemakaian energi fosil. Rencananya, negara ini akan lepas dari bayang-bayang energi fosil tahun 2030.
Target EBT 23 Persen di 2025
Surya Darma menuturkan, melalui kerjasama ini, Indonesia bisa mendongkrak sektor energi baru Terbarukan (EBT). Diperkirakan, dengan kerjasama ini, akselarasi pengembangan EBT Indonesia bisa mencapai 23 persen tahun 2025.
Pengalihan Pemanfaatan EBT Butuh Waktu
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengatakan, proses pengalihan pemanfaatan sumber energi berbasis fosil ke EBT di Indonesia perlu waktu. Seperti di Eropa dan China.
Target dan Tahap Pemanfaatan 23 Persen EBT
Komitmen pemerintah, komitmen mendorong sumber EBT lebih ramah lingkungan. Komitmen itu tertuang di Rencana Umum Energi Nasional (RUEN). Di sana dinyatakan bahwa tahun 2025, bauran energi nasional pemanfaatan sumber energi berbasis energi EBT mencapai 23 persen.
Kerja Sama Indonesia – Swedia
ISPC Apindo dan Swedish Energy Agency alias Badan Energi Swedia, Indonesia dan Swedia, bekerjasama mengembangkan energi terbarukan. Pemerintah Indonesia ingin agar energi terbarukan bisa lebih dikembangkan sampai 23 persen pada 2025.
Harapan Pengusaha, UU EBT Usai 2019
Kata Surya Darma, para pengusaha berharap bila rancangan undang-undang tentang EBT rampung tahun 2019. Jika belum usai, tahun ini sangat sulit sekali karena para anggota dewan perwakilan rakyat (DPR) masuk kepengurusan baru.
RUU EBT Target Selesai 2019
Pemerintah perlu mendorong pengembangan EBT. Segera mungkin mengesahkan undang-undang tentang EBT.
Penulis: Febriansyah | Editor: Ceppy F. Bachtiar
Komentar