Nalar.ID

Alasan Milenial Sulit Beli Rumah di Ibu Kota

Nalar.ID, Jakarta – Tidak sedikit kaum milenial di kota-kota besar, khususnya di DKI Jakarta, yang sulit membeli rumah. Alasan ini diungkapkan perusahaan konsultan properti PT Colliers International Indonesia.

Alasannya, mobilitas tinggi dan pekerjaan yang kerap pindah-pindah membuat para pemuda cenderung memilih menyewa apartemen.

Menurut Director Advisory Sales Colliers Indonesia Monica Koesnovagril, milenial cenderung dituntut hidup serba cepat dan praktis. Alhasil, mereka lebih memilih tinggal di tempat-tempat yang dekat dengan tempat kerja.

Tak hanya itu, Monica menuturkan, alasan lain pemuda sulit membeli rumah sebab cenderung memilih rumah seharga di bawah Rp 1,5 miliar. “Karena penghasilannya di bawah Rp 10 juta. Keluarga muda biasanya masih cari rumah harga Rp 1,5 miliar, atau yang masih terjangkau,” tukas Monica, di Jakarta.

Dari data Colliers, pertama, milenial memilih sewa apartemen karena dekat dengan kantor. Terlebih, gaya milenial yang serba cepat atau instan. Kedua, kemudahan transportasi, atau mencari apartemen yang dekat akses transportasi seperti MRT. Transportasi ini mendukung mobilitas milenial saat menjalankan semua aktivitas.

Strategi

Tidak mau lama-lama di jalan, “Mereka prefer apartemen, tapi tak mau beli. Mereka maunya sewa. Alasannya, kalau bosan, bisa pindah lagi cari apartemen lain sampai merasa mapan untuk beli,” tambahnya.

Sementara itu, Senior Associate Director Research Colliers Indonesia Ferry Salanto memaparkan perilaku milenial yang lebih memilih sewa apartemen jadi tantangan bagi pengembang properti. Sebab, biasanya pengembang membangun apartemen untuk dijual.

Sedangkan pangsa pasarnya sebagian besar merupakan milenal dan anak muda. Mereka cenderung memilih untuk sewa. Sehingga perlu strategi bisnis khusus untuk menangkap peluang itu.

“Kecenderungan ini yang sebaiknya diperhatikan para pengembang. Pengembang bisa secara kreatif menggelar aneka program pelanggan yang relevan. Jadi, pemerintah daerah bisa memanfaatkan lahan kosongnya untuk mengakomodir kebutuhan mereka yang cenderung memilih sistem sewa. Soalnya, mereka tak mau terikat pada tempat tinggal di satu tempat,” ujarnya.

Editor: Radinka Ezar

Komentar

Ikuti Kami

Kami nalar, punya alasan informasi tak ditelan mentah. Mari, sama-sama bernalar.

Nalar.ID | Cerdas Menginspirasi