Nalar.ID, Surabaya – Sebagai orangtua, tentu ingin masa depan yang terbaik bagi anaknya. Ada beberapa alasan mengapa orangtua ingin anaknya sekolah atau kuliah di luar negeri.
Bukan persoalan tidak menghargai pendidikan dalam negeri atau tak percaya sistem pendidikan di Indonesia, namun sebagai orangtua ingin yang terbaik bagi buah hatinya. Salah satunya yang dialami sociopreneur Uci Flowdea dan penyanyi asal Surabaya, Jawa Timur ini.
Baru-baru ini, Uci bertolak ke Amerika Serikat. Di negeri Paman Sam itu, ia mengantar putra semata wayangnya, Michael Gary Tseng, untuk kembali memasuki proses perkuliahan di Diablo Valey College, San Francisco, usai lama berlibur di kampung halaman di Tanah Air.
Baru menempuh tingkat atau semester empat, putra Uci ini mengambil program studi Computer Science.
Uci menguliahkan anaknya di kampus tersebut karena alasan khusus. “Karena sesuai jurusannya, makanya saya menganjurkan sekolah di sana karena jurusan yang dia pilih merupakan jurusan terbaik di kampus itu,” tukas Uci.
Selain jurusan terbaik, Uci mengaku mengirimkan anaknya kuliah di kampus luar negeri karena banyak benefit yang diraih.
“Anak saya lebih mandiri dan memperbanyak koneksi atau pertemanan lebih global, sehingga dia lebih akan memahami dunia luar itu seperti apa,” jelasnya.
Menurut Uci, arti sebuah pendidikan bagi seorang anak sangatlah penting sekali. Sebab, itu merupakan fondasi hidup untuk jenjang berkarir ke depan.
Tak terlalu muluk-muluk, usai anak lulus, Uci berharap sang anak dapat menjadi pribadi yang berkualitas dan bermanfaat.
“Karena anak (kuliah) bidang ilmu komputer, saya berharap anak saya bisa menciptakan aplikasi atau peluang kerja yang berhubungan dengan jurusan itu,” tambahnya.
Ia pun tak memaksa putranya untuk meneruskan jejaknya sebagai entrepreneur atau seorang penyanyi.
“Saya tidak berharap banyak anak meneruskan usaha saya. Sebagai orang tua tidak pernah memaksa anak. Saya justru berharap dia bisa sukses dengan kerja keras sendiri sesuai bidang yang dia inginkan,” imbuhnya.
Penulis: Febriansyah | Editor: Ceppy F. Bachtiar
Komentar