Nalar.ID

BKPM: Aparat Harus Dukung Investasi

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia melakukan kunjungan kerja ke Kawasan Industri PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Morowali, Sulawesi Tengah pada Rabu lalu (15/7).

Kunjungan singkat ini langsung dilakukan setelah Kepala BKPM menghadiri Peresmian Gedung Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) dan Peluncuran Mal Pelayanan Publik (MPP) Provinsi Sulawesi Tengah.

Bahlil ingin memastikan realisasi dan eksekusi investasi di Kawasan Industri Morowali tetap berjalan dalam masa kenormalan baru dan tentunya menerapkan protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah.

Walaupun pandemi COVID-19 belum juga usai, BKPM berharap kegiatan perusahaan-perusahaan di Kawasan Industri Morowali tidak terhenti dan jangan sampai ada pemutusan hubungan kerja.

“Kami datang kesini sebagai bagian dari upaya pengawalan investasi. Ini (pandemi COVID-19) masa sulit bagi seluruh pihak, baik itu pemilik modal maupun pekerjanya. Oleh karena itu, harus ada rasa empati di antara kita. Jangan sampai ada yang mempersulit investasi. Kita sudah punya kesepakatan dengan Jaksa Agung dan Kapolri. Jangan sampai ada aparat yang malah persulit investor di lapangan,” jelas Bahlil.

Kawasan Industri Morowali didirikan pada tahun 2013 di atas lahan seluas 2000 hektare. Kawasan ini telah menyerap investasi sekitar US$126,5 juta yang memberikan lapangan pekerjaan bagi sekitar 40 ribu tenaga kerja Indonesia dan sekitar 4 ribu tenaga kerja asing.

Berdasarkan pengamatan BKPM, beberapa kegiatan produksi terus berjalan dengan baik di kawasan ini. Terdapat 21 perusahaan yang berada di kawasan ini, diantaranya PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel, PT Dexin Steel Indonesia, dan PT Huayue Nickel Cobalt.

Dalam kunjungannya ke Morowali ini, Kepala BKPM berkesempatan melihat maket rencana proyek laterit nikel dengan metode hidrometalurgi di PT Huayue Nickel Cobalt. Proyek ini merupakan pengolahan dan pemurnian laterit nikel dengan metode hidrometalurgi pertama di Indonesia, dengan luas lahan 188 hektare.

“Izin proyek ini sebentar lagi akan masuk ke BKPM. Pemerintah daerah dan aparat setempat juga harus mendukung dan sama-sama menjaga investasi di sini. Apalagi ini merupakan magnet serapan tenaga kerja bagi daerah,” ujar Bahlil.

Berdasarkan catatan Pusat Komando Operasi dan Pengawalan Investasi (Pusat KOPI) BKPM, realisasi investasi triwulan I 2020 di Provinsi Sulawesi Tengah untuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp1,15 triliun dengan 92 proyek investasi.

Sementara realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar US$345 juta (sekitar Rp4,9 triliun) dengan 72 proyek.

Komentar

Ikuti Kami

Kami nalar, punya alasan informasi tak ditelan mentah. Mari, sama-sama bernalar.

Nalar.ID | Cerdas Menginspirasi