Nalar.ID

BNPB: Abaikan Informasi Hoaks dan Tak Bertanggung Jawab

Nalar.ID, Jakarta – Hingga Senin (1/10) petang, korban meninggal akibat gempa dan tsunami di Donggala, Sulawesi Tengah, mencapai 844 jiwa.

“Data ini masih bisa bertambah karena jenazah terus berdatangan. Selain jenazah yang masih terus berdatangan, belum semua wilayah terdampak gempa dan tsunami yang memberi informasi tentang kondisi korban meninggal,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, dihubungi Senin (1/10) petang.

Ia menambahkan, dari Kabupaten Sigi, belum ada informasi terbaru. Sebelumnya banyak tersiar dari versi lain kalau jumlah korban meninggal mencapai 1.203 orang tapi itu bukan angka resmi dari posko induk penanganan gempa dan tsunami, melainkan cuma perkiraan. “BNPB hanya mengeluarkan angka resmi korban meninggal yang jenazahnya sudah ditemukan,” lanjutnya.

Sutopo mengimbau, masyarakat bisa mengacu data BNPB dari posko induk. Selain itu, yang sangat mengkuatirkan adalah informasi-informasi gempa susulan yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Pihaknya sangat menyayangkan penyebaran berita palsu atau hoaks tersebut.

Informasi palsu ini menampilkan layar di akun Twitter pihaknya, Senin (1/10). Pesannya sangat meresahkan. Bunyi pesannya adalah Palu akan diguncang gempa lebih dahsyat. Si pembuat hoaks juga mengklaim pernyataan itu berdasarkan informasi dari salah satu kolega di BMKG.

“Kami meminta masyarakat mengabaikan pesan berantai yang tak jelas itu. Tidak satu pun negara di dunia dan iptek yang mampu memprediksi gempa secara pasti,” sambungnya.

Pemerintah Indonesia, saat ini sudah siap menerima bantuan internasional. BNPB sudah berkomunikasi dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi soal hal ini. Kata Retno, Presiden Jokowi telah menerima tawaran bantuan internasional sesuai kebutuhan korban. Indonesia menerima dengan tangan terbuka bantuan dari negara tetangga.

“Nantinya, bantuan ini akan dikoordinir oleh Menkopolhukam Wiranto. Artinya, Indonesia welcome dengan tawaran internasional. Soal mekanisme dan prosedur ini, masih dipersiapkan BNPB dan Kemenlu, serta disesuaikandengan peraturan yang ada,” lanjut Sutopo.

Penulis: Febriansyah Editor: Ezar Radinka

Komentar

Ikuti Kami

Kami nalar, punya alasan informasi tak ditelan mentah. Mari, sama-sama bernalar.

Nalar.ID | Cerdas Menginspirasi