Nalar.ID – Sejak kali pertama berdiri 24 tahun silam, band ini tak pernah berhenti untuk bergerak. Tidak berhenti untuk berinovasi. Sandungan demi sandungan dilewati dengan jawaban sebuah karya tak ada kata lelah dalam kamus Eben (gitar) sang penggerak utama band ini.
Hambatan selama ini menjadi tantangan tersendiri bagi Vicky (vokal), Agung (gitar), Ramdan (bas), dan si bontot Putra Pra Ramadhan (drum) bagi Burgerkill.
Dalam siaran tertulis yang diterima Nalar.ID, Jumat (4/10), tahun ini, Eben dan teman-temannya serius menembus sela-sela riuh industri musik metal dunia. Sejak tahun 2000an, Burgerkill sudah mulai menjajaki ranah-ranah baru di benua tempat kelahiran musik extreme.

Dimulai dengan beberapa festival di Australia bernama Soundwave Fest 2009 dan Big Day Out 2010. Memicu adrenalin mereka untuk mewujudkan berkeliling dunia.
Persiapan Sejak 2018
Tahun 2013, setelah mendapatkan Golden Gods Awards kategori ‘Metal As Fuck’ dari majalah Metal Hammer (Inggris) menjadi penetrasi serius, berlanjut pada 2015, secara mengejutkan bisa menembus festival musik metal tertua: Wacken Open Air.
“Adalah impian band-band extreme untuk bermain di sana. Lalu berkesempatan mencicipi festival di Inggris, tepatnya Bloodstock Festival. Dalam rangkaian dua minggu itu, membuka celah dan peluang untuk meneruskan mimpi-mimpi Burgerkill berkeliling dunia,” ucap, dalam rilis, kepada Nalar.ID, Jumat (4/10).
Tiga tahun berselang, cukup untuk mempersiapkan tur panjang keliling dunia dan segera terwujud. Di mulai 2018, sejak awal telah direncanakan tur panjang menuju benua Eropa, Amerika, Asia, dan terakhir di Australia.
Sayangnya, setelah tur Eropa, kendala muncul ditengah jalan. Keberangkatan ke benua Amerika tertunda karena masalah legal. Butuh enam bulan untuk menyiapkan surat-surat, tetapi tidak surut sedikitpun. Setelah interview panjang di kedutaan, masalah pun selesai.
Kini, awal mimpi Burgerkill segera berlanjut. Seiring promo album paling anyar mereka, lewat ‘Adamantine American Tour 2019’, mereka menghajar jalanan 14 kota negara bagian dengan 16 titik venue.
Dimulai dari pada 16 – 31 Oktober 2019. Burgerkill tak sendirian di Amerika. Tur kali ini, mereka akan ditemani band asal Indonesia yang sudah dinaturalisasi: Suaka.
Penulis: Febriansyah | Editor: Ceppy F. Bachtiar
Komentar