Nalar.ID

Catat! Ini 5 Poin Kerjasama Bilateral Singapura – Indonesia

Kali pertama, Presiden Singapura Halimah Yacob berkunjung ke Indonesia pada 4 Februari lalu. Kedua kepala negara teken lima kerjasama.

*****

Nalar.ID, Bogor – Suasana meriah menyeruak di halaman Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat pada Selasa, 4 Februari 2020 siang lalu. Pasalnya, Presiden Joko Widodo beserta Ibu Negara, Iriana Joko Widodo, menerima kunjungan kenegaraan Presiden Singapura, Halimah Yacob beserta Bapak Mohamed Abdullah Alhabshee, di tempat itu. Rombongan delegasi Singapura tiba di Istana Bogor lebih-kurang pukul 10.47 WIB.

Kunjungan Presiden Halimah beserta rombongan disambut sejumlah iringan kenegeraan. Mulai dari pasukan Nusantara Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) hingga korps musik pasukan berkuda. Proses penyambutan tak hanya dilakukan para korps. Ada puluhan pelajar melambaikan bendera kedua negara mengenakan pakaian adat Nusantara yang turut menyambut kedatangan Presiden Halimah.

Ia diapit oleh Jokowi dan ikut mengitari barisan korps. Prosesi penyambutan, berlanjut dengan upacara penyambutan kenegaraan kedua negara. Disela proses penyambutan itu, lagu kebangsaan kedua negara diperdengarkan. Iringan dentuman meriam sebanyak 21 kali turut terlontar. Setelah itu, kedua kepala negara melakukan inspeksi pasukan kehormatan.

Seusai prosesi dan upacara kenegaraan, Jokowi mengajak Presiden Halimah masuk ke dalam istana. Keduanya sama-sama menandatangani buku tamu kenegaraan di Ruang Teratai.

Pujian Jokowi

Setelah teken buku tamu, Jokowi dan Iriana, dengan Presiden Halimah dan Mohamed Abdullah Alhabshee, sesi foto bersama. Keduanya, lantas menuju halaman belakang Istana Bogor untuk penanaman pohon bersama. Kedua kepala negara itu menanam pohon damar (agathis dammara). Usai menanam pohon, keduanya menggelar pertemuan di veranda Istana.

Keduanya menggelar pertemuan bilateral di tempat itu. Jokowi merasa terhormat dengan kunjungan Halimah dan delegasi. Dijadwalkan, kunjungan Presiden Singapura ke Tanah Air ini berlangsung pada 3 hingga 5 Februari 2020.

“Ini kehormatan saya menerima kunjungan. Ini kunjungan pertama (Presiden Halimah). Kami tetangga dekat. Tidak ada opsi bagi kita untuk terus memperkokoh hubungan kita. Hubungan erat yang telah kita bangun bukan hanya ekonomi, tetapi antarmasyarakat,” kata Jokowi, saat sambutan.

Pada pernyataan awal sebelum pertemuan bilateral, Jokowi memuji Halimah soal kepeduliannya terhadap isu perempuan dan pendidikan. Dalam sambutannya, Jokowi menerima informasi bahwa sebagai Minister of State for Community Development and Sports tahun 2012, Halimah mewisuda 697 penata laksana rumah tangga asal Indonesia yang lulus pendidikan paket B dan paket C di sekolah Indonesia di Singapura.

Ilustrasi investasi - nalar.id
Ilustrasi investasi. NALAR/Shutterstock

Setelah pertemuan bilateral, Jokowi dan Halimah menandatangani nota kesepahaman antara kedua negara. Jamuan santap siang kenegaraan di Ruang Garuda menutup rangkaian acara kenegaraan. Pada penyambutan dan pertemuan bilateral kedua negara, Jokowi didampingi oleh sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju II. Diantaranya Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy; Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi; Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim; hingga Menteri Keuangan, Sri Mulyani.

Selanjutnya ada Menteri Sekretaris Negara, Pratikno; Sekretaris Kabinet, Pramono Anung; Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Bahlil Lahadalia; Menteri Perdagangan, Agus Suparmanto; dan Duta Besar Indonesia untuk Singapura, I Gede Ngurah Swajaya.

Sumber Investasi

Jokowi mengatakan, pertemuan ini merupakan komitmen Indonesia untuk terus memperkuat kerja sama dengan Singapura, yakni berhubungan dengan baik dan saling menguntungkan. Senada dengan Jokowi, Halimah juga menaruh apresiasi atas kunjungan resminya di Indonesia. Terlebih ini kunjungan kali pertamanya ke Indonesia.

“Beberapa kali saya pernah berkunjung ke Indonesia. Pernah juga ke Yogya sebagai turis,” ucap Presiden Halimah, dalam siaran tertulis diterima YOKATTA News.

Halimah mengatakan, Singapura dan Indonesia memiliki hubungan yang sangat baik. Mulai dari sektor ekonomi, antarmasyarakat, kebudayaan, dan keamanan. Ia juga menilai kunjungan ini guna menguatkan dan menjalin kemitraan yang hangat antar kedua negara. Pada pertemuan bilateral Jokowi dan Halimah, kedua kepala negara itu menghasilkan sejumlah kesepakatan kerja sama.

Pertama, rampungnya negosiasi perjanjian persetujuan penghindaran pajak berganda atau tax treaty. Kesepakatan tax treaty tersebut telah disetujui oleh kedua negara. Kesapakatan ini diteken oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani dan delegasi dari Singapura.

Diketahui, tax treaty ditujukan guna menentukan alokasi hak pemajakan dari transaksi antara negara sumber penghasilan berasal. Serta negara domisili, atau negara tempat wajib pajak tinggal atau menetap. Tax treaty juga ditujukkan untuk menghindari pajak berganda yang akan membebani dunia usaha, meningkatkan investasi asing, sampai meningkatkan sumber daya manusia.

Kedua, kerjasama penegakan hukum kepabeanan antara Direktorat Jenderal Bea Cukai dengan Singapore Police Costguard. Ketiga, kesapakatan penerapan rising fellowship program. Program tersebut akan memberikan pelatihan kepada sejumlah kepala daerah asal Indonesia.

presiden Singapura - nalar.id

Keempat, disepakatinya perpanjangan repurchase agreement pada November 2019 antara Bank Indonesia dengan monetery authority of Singapore. Kelima, kesepakatan penguatan dan realisasi kerja sama dalam pelatihan industri 4.0. Pada pertemuan tersebut, kedua negara membahas kerjasama pada bidang investasi dan pengembangan sumber daya manusia.

Jokowi mengungkapkan, Singapura merupakan negara sumber investasi terbesar di Indonesia sejak 2014. “Saya sangat menghargai komitmen Singapura untuk terus melanjutkan kerjasama investasi. Termasuk proyek infrastruktur di Indonesia. Hubungan ini bukan hanya pada bidang ekonomi saja, tetapi juga hubungan antar masyarakat,” tukas Jokowi.

Vokasi Pesantren

Selain Jokowi, Halimah juga bertemu dengan Wakil Presiden Ma’ruf Amin di hari yang sama, atau Selasa (4/2/2020) di Hotel Shangrilla, Jakarta Pusat. Pertemuan khusus keduanya berlangsung tertutup selama 30 menit. Dari pertemuan itu, Wapres Ma’ruf mengaku Singapura dan Indonesia bersepakat untuk mendalami kerjasama tiga bidang kerja sama, salah satunya pendidikan.

“Pertama, kerja sama pendidikan antar universitas Singapura dengan Indonesia. Kedua, di bidang keagamaan atau interfaith dialogue. Hal ini bisa bagian dari upaya preventif munculnya ancaman radikalisme dan terorisme,” kata Ma’ruf, Selasa (4/2/2020).

Terakhir, atau ketiga adalah bidang pendidikan. Pada bidang ini, ada beberapa usulan peningkatan kerja sama. Seperti pada bidang vokasi di sejumlah pesantren. Harapannya agar SDM para santri dapat terus diperkuat dan dikembangkan. Ma’ruf merasa bahwa Singapura telah lama mengembangkan inovasi tersebut.

“Beliau sangat sepakat pentingnya pendidikan vokasi itu,” ujar Ma’ruf.

Rupanya, sebelum kedatangan Halimah ke Indonesia, di penghujung 2019, Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno Marsudi melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu Singapura Vivian Balakrishnan di Singapura pada 31 Desember 2019.

Keduanya membahas beberapa rencana guna lebih memperkuat kerja sama bilateral tahun 2020. Termasuk kunjungan Presiden Singapura, Halimah Yacob​ ke Indonesia pada Februari ini. “Kami juga membahas pentingnya penegasan kembali sentralitas ASEAN di kawasan,” kata Menlu RI, dalam siaran tertulis kepada YOKATTA News.

Realisasi Investasi

Selain isu bilateral, kedua Menlu itu membahas seumlah isu ASEAN. Mereka sepakat bahwa ASEAN harus tetap memainkan peran sentral di kawasan. “Beberapa isu yang dibahas, yakni kerjasama Indo-Pacific. Hingga pemberdayaan perempuan pada konteks women, peace and security dan peran ASEAN dalam isu Rakhine State serta dinamika situasi kawasan saat ini,” ujarnya.

Keduanya juga membahas kerja sama investasi. Terutama di bidang infrasturuktutur. Menurut Menlu Retno, Singapura merupakan salah satu mitra penting Indonesia di kawasan. Sebab, menjelang penutupan 2019, realisasi investasi asal Singapura masih menduduki peringkat pertama berturut-turut selama lima tahun terakhir. Sementara untuk periode Januari – September 2019, realisasi investasi Singapura sebesar 5,4 miliar dolar AS, atau 25 persen dari total penanaman modal asing ke Indonesia.

Kemudian, pada perdagangan non-migas periode Januari – September 2019, neraca perdagangan bilateral menunjukkan surplus bagi Indonesia 305,27 juta dolar AS dan kunjungan wisatawan asal Singapura terus meningkat. Termasuk ke destinasi 10 Bali Baru yang diperkenalkan Jokowi tahun 2017.

Penulis: Ceppy F. Bachtiar | Editor: Ceppy F. Bachtiar

Komentar

Ikuti Kami

Kami nalar, punya alasan informasi tak ditelan mentah. Mari, sama-sama bernalar.

Nalar.ID | Cerdas Menginspirasi