Nalar.ID, Jakarta – Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Lazismu segera diselenggarakan pada Jumat dan Sabtu, 4 – 5 Desember 2020 secara daring atau virtual. Rakernas ini memilih tema “Digitalisasi Filantropi untuk Penguatan Tata Kelola Lazismu dan Pencapaian SDG’s”. Agendanya berisikan musyawarah untuk menentukan kegiatan dan program selama satu tahun ke depan.
Ketua Badan Pengurus Lazismu Pusat Hilman Latief berharap Rakernas ini dapat menjadikan Lazismu menjadi lebih solid. Tak hanya itu, ia juga berharap agar ada peningkatan dari jumlah penghimpunan. Serta ada kebijakan-kebijakan yang bisa mengakselerasi Lazismu sebagai organisasi pengelola zakat nasional. Hilman Latief mengatakan bahwa Lazismu ini terlalu gemuk.
“Saya menginginkan, Lazismu secara kelembagaan lebih ramping dan dinamis secara struktural. Tidak perlu semua AUM punya Kantor Layanan Lazismu. Sebanyak 20 kantor dengan penghimpunan Rp 500 miliar lebih baik daripada 500 kantor dengan penghimpunan Rp 20 miliar,” tukas Hilman Latief, Rabu (2/12/2020).
Hilman mengemukakan, tema Rakernas tersebut meniscayakan, tidak perlunya banyak kantor. Namun, tambahnya, yang terpenting adalah menggerakkan kantor-kantor yang sudah ada untuk melakukan penghimpunan secara digital.
“Harapan kami, digitalisasi filantropi bisa memperkuat Lazismu. Khususnya dalam penghimpunan secara digital,” ungkapnya.

Alumni Utrecht University, Belanda, ini menyebutkan bahwa salah satu target Lazismu yang akan diperbaiki di Rakernas nanti adalah penguatan sumber daya manusia (SDM). Dengan penguatan SDM, Lazismu dapat memperbaiki tata kelola organisasi. Selain itu, Lazismu akan terus memperkuat SDM hingga tahun 2022. Baik amil dasar, amil ahli, dan lain-lain.
“Tata kelola harus terus ditingkatkan. Mulai dari kemampuan manajerial, perencanaan, manajemen program, menyusun agenda strategis, hingga kemampuan mengelola tim, dan lain sebagainya,” jelasnya.
Skill Full hingga Kemampuan Manajerial
Ke depan, sambungnya, pihaknya ingin agar amil Lazismu lebih bergairah, skill full, memiliki visi, dan kemampuan manajerial yang baik. Ketika itu tercapai, kita baru bicara soal keberhasilan lembaga,” ujarnya.
Selain itu, amil-amil Lazismu harus semakin sadar dengan angka, fakta, dan data. Kesadaran angka adalah kesadaran penting untuk memutuskan sesuatu dengan tepat.
“Dengan digital fundraising yang dipadukan dengan literasi angka, gerakan dan pencapaian Lazismu dapat semakin terukur dan terarah. Ada data yang bisa dibaca oleh masyarakat dengan jelas,” katanya.
Perhelatan rakernas Lazismu tahun ini diselenggarakan dalam beberapa rangkaian acara secara daring. Sebelumnya, kegiatan telah dimulai sejak 24 Desember 2020 dengan Bimtek Penyusunan RAB 2021. Kemudian, dilanjutkan pada 1 Desember 2020, dengan Bimtek Input SIM RAPB 2021.
Adapun, acara tersebut di ikuti oleh amil-amil di bidang keuangan yang berasal dari Lazismu wilayah dan daerah se-Indonesia. Selain itu, sebelum Rakernas Lazismu, diadakan pra-Raker pada Rabu, 2 Desember 2020 yang dibuka oleh Bendahara PP Muhammadiyah, Drs. H. Marpuji Ali, M.Si. Pra-Raker tersebut menghadirkan keynote speaker Drs. Hajriyanto Y. Tohari. MA., yang juga Duta Besar LBBP RI untuk Lebanon, dengan membahas tentang internasionalisasi Lazismu. Harapannya, rangkaian pra-Raker dan Rakernas Lazismu 2021 ini menghasilkan kinerja yang lebih baik lagi di 2021.
Komentar