Nalar.ID – Jembatan Lengkung Utan Kemayoran, Jakarta, diduga tidak menghabiskan anggaran senilai Rp 5 miliar. Direktur Utama Pusat Pengelolaan Komplek Kemayoran Medi Kristianto mengatakan dana Rp5 miliar tersebut adalah jumlah total anggaran yang digunakan untuk keseluruhan revitalisasi Utan Kemayoran.
Diantaranya melalui perbaikan fisik dengan membangun fasilitas panggung di atas air, ampiteater, menara pandang, jogging track dan penangkaran burung.
“Anggaran pembangunan revitalisasi ini bukan merupakan anggaran APBD Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, tapi menggunakan anggaran dari Badan Layanan Umum Pusat Pengelolaan Komplek Kemayoran (PPK Kemayoran),” kata Medi, di Jakarta, Selasa (24/12).
Medi menambahkan jembatan lengkung milik PPK Kemayoran ini merupakan salah satu fasilitas yang ada di area Utan Kemayoran. Penyebab robohnya jembatan saat proses pengerjaan Minggu (22/12) tersebut masih dilakukan proses investigasi, sehingga untuk sementara waktu akses ke Utan Kemayoran masih dibatasi.
“Pengelola berharap dalam waktu dekat Utan Kemayoran sudah bisa dibuka untuk masyarakat umum,” tambahnya.
Utan Kemayoran merupakan Ruang Terbuka Hijau yang direvitalisasi oleh PPK Kemayoran, untuk mengubah hutan seluas 22,3 hektar yang sebelumnya pasif, menjadi hutan aktif. Keberadaan hutan ini memberikan manfaat atas terbentuknya ekosistem baru bagi satwa unggas yang berdatangan di Utan Kemayoran.
Revitalisasi Utan Kemayoran dilakukan PPK Kemayoran untuk memenuhi tujuan rekreasi hutan yang bisa dinikmati masyarakat. Selain itu, edukasi untuk mengenalkan flora dan fauna, serta konservasi untuk pelestarian mangrove di Ibukota.
Penulis: Erha Randy | Editor: Radinka Ezar
Komentar