Nalar.ID

Dokter Kecantikan dan Kulit, Apa Sih Bedanya?

Jakarta, Nalar.ID – Diketahui, merawat kulit sama pentingnya dengan merawat organ tubuh lainnya? Bila muncul keluhan terkait gangguan pencernaan dan pernafasan, perlu konsultasi ke ahli kesehatan. Begitu pula dengan kulit wajah. Setiap gejala iritasi di kulit, perlu diperhatikan agar tak semakin parah. Persoalannya, ke mana seseorang perlu memeriksa kulit wajahnya?

Tersedianya dokter kecantikan dan dokter kulit, kadang membuat orang bingung ke mana akan memeriksa iritasi kulit wajah itu. Sebenarnya, apa perbedaan dokter kulit dan dokter kecantikan?

Berikut penuturan dokter spesialis bedah plastik rekonstruksi estetik Laurentius Ariawan, kepada Nalar.ID, Jumat (15/2).

Tersedianya dokter kulit dan dokter kecantikan, kadang membuat seseorang bingung kemana harus memeriksakan iritasi kulit wajah. Perbedaan mendasar dokter kecantikan dan dokter kulit?

Untuk dokter kulit, harus kembali menjalani sekolah spesialis selama lebih-kurang 5 tahun.  Jelas, ini untuk lebih mendalami cara bekerja kulit dan penyakit-penyakit, serta pengobatannya.

Kalau dokter kecantikan?

Dokter kecantikan masih terbilang dokter umum. Mengikuti kursus saja sudah cukup, sebab yang dikerjakan memang sesuai yang dikursuskan saja.

Contoh?

Seperti penggunaan laser, pengencangan wajah, suntik botox, dan lainnya. Tapi tentang kewenangan seorang dokter boleh atau tidak melakukan hal tersebut, sudah diatur dalam aturan IDI (Ikatan Dokter Indonesia). Hal ini harus dipatuhi setiap dokter sesuai kompetensinya.

Bagaimana studi pendidikan dokter spesialis kulit dan kecantikan?

Dokter kecantikan cukup seperti mengikuti kursus-kursus. Kadang di endorse oleh produsen alat atau obat kecantikan tersebut. Kadang bisa (pendidikan) sampai ke luar negeri. Jadi, sangat tergantung individual. Kalau pintar dan berbakat maka bisa menjadi dokter yang pintar karena belajar secara autodidak. Yang penting punya keahlian bisa membuat orang lebih cantik.

Dokter kulit?

Ia harus mengikuti program studi kuliah lebih-kurang 5 tahun intensif setiap hari. Selain teori, ada praktek yang berhubungan langsung dengan pasien. Jadi, lebih mengetahui seluk-beluk yang berhubungan dengan kulit.

Lalu?

Ada pula bagian pendidikannya tentang kecantikan atau obat yang dipakai untuk membuat orang terlihat lebih cantik dan kulit sehat. Mereka mendalami efek, jenis obat kulit dan komplikasi dari obat kulit yang dipakainya. Ilmunya lebih dalam dan bisa ditentukan sendiri tingkatnya.

Bagaimana dengan istilah ‘ahli kecantikan’ yang familiar di masyarakat?

Cuma orang yang minat dan mendalami tentang kecantikan yang tidak perlu seorang dokter, suster, beautician, atau orang awam saja. Bahkan, lebih ahli dari orang awam bisa menyebut dirinya ahli kecantikan.

Mengapa demikian?

Sementara kata ‘ahli’ juga tidak ada parameter yang mengukurnya. Bisa karena menyebut diri sendiri atau karena ikut kursus kecantikan dan atau kursus memakai make up.

Seberapa penting seseorang harus ke dokter kulit?

Untuk kasus yang lebih komplek atau sulit, seharusnya ke dokter kulit. Kalau cuma mau kulit lebih mulus, bisa ke dokter kecantikan dahulu. Tapi kalau dokter kecantikan bisa terdiri atas dokter umum dan kulit karena keduanya berhubungan dengan kecantikan.

Kalau dapat kasus mudah, semua bisa ditangani. Tapi kalau mulai sulit, akan dirujuk ke dokter kecantikan yang sudah memiliki gelar dokter kulit.

Penulis: Veronica Dilla | Editor: Ceppy F. Bachtiar

Komentar

Ikuti Kami

Kami nalar, punya alasan informasi tak ditelan mentah. Mari, sama-sama bernalar.

Nalar.ID | Cerdas Menginspirasi