Nalar.ID

Era Soekamto, Sosok Kartini Modern Pelestari Heritage Indonesia

Nalar.ID, Jakarta – Belakangan keterlibatan perempuan sangat penting. Pasalnya, hampir tak lagi terlihat perbedaan pria dengan perempuan. Keduanya memiliki hak, status, peranan, dan kesempatan berkembang dan berkontribusi dalam struktur masyarakat modern.

Sosok Kartini pada masanya lekat oleh nilai-nilai perjuangan, serta menjaga warisan budaya Nusantara. Kini, sosok Kartini modern dan konsisten menjaga, serta mewariskan budaya Indonesia melalui karyanya dapat ditemukan melalui Era Soekamto.

Ia seorang Batik Prodogy, yang paham asal usul dan hakikat kebaya serta batik. Perempuan berdarah Jawa ini mengaplikasikan karyanya melalui fashion: kebaya dan batik.

Dalam merancang kebaya dan batik, Era Soekamto mempunyai pakem yang teguh. Pakem ini ia pegang guna melestarikan nilai luhur budaya Indonesia.

Menjaga Batik

Era Soekamto bukan sekadar perancang batik dan kebaya. Ia juga tokoh yang peduli, konsisten, dan melestarikan heritage Indonesia, terutama budaya Jawa.

“Bagi saya, batik dan kebaya bukan hanya komoditas, tapi simbol perjuangan dan identitas Bangsa asli Indonesia. Filosofinya sangat dalam, baik sejarah atau spiritual, semua cerita tentang Tuhan” ujarnya.

Ia menilai kebaya masih dicintai dan diminati perempuan Indonesia. “Yang aku jagain banget itu kebaya kutu batu, kebaya kartini, kebaya jangan menir, hingga kebaya sulam tangan,” tambahnya.

Diketahui beberapa waktu lalu, sebelum pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Era Soekamto beserta Martha Tilaar dan Wulan Tilaar menggelar acara Afternoon Discussion &High Tea di Vastuhome, Jakarta, dengan mengusung Mindful Living and Legacy.

Dalam event itu Era Soekamto berbagi cerita tentang makna kecantikan sesungguhnya. Diakuinya, kecantikan seorang perempuan adalah melalui proses dan perjuangan melewati rintangan panjang dalam hidupnya.

Menurutnya, kecantikan perempuan terpancar dari dalam diri secara alami, bukan dari apa yang dipakai.

“Seperti sebutir mutiara yang memerlukan proses alami panjang dan tanpa buatan tangan manusia dengan waktu bertahun-tahun dalam sebuah kerang untuk menjadi secantik itu,” sambungnya.

Gerakan Cinta Kebaya

Menurut Era Soekamto, Martha Tilaar menjadi sosok nyata dalam hal itu. Selama 50 tahun berkarya, ia membangun negeri dan memberdayakan wanita Indonesia, serta masyarakat.

Dengan semangat perjuangan Kartini, Era Soekamto mengajak seluruh perempuan Indonesia bangkit secara pribadi dan kolektif.

Maka itu, Era Soekamto memprakarsai Gerakan Cinta Kebaya. Ia mengajak wanita Indonesia untuk memakai kebaya dan mengunggah ke Instagram-nya masing-masing.

Ia berharap bangsa ini bangkit dalam kesadaran Tuhan seutuhnya. Serta bangkit dalam cinta kasih, dan bangkit dalam peradaban budaya adiluhung.

“Sebagai perempuan Indonesia, kita harus paham legacy yang diturunkan ke kita, yaitu Habis Gelap, Terbitlah Terang.  Kita harus mengalami pencerahan diri dan terang dalam diri masing-masing,” tutupnya.

Penulis: Febriansyah | Editor: Ceppy F. Bachtiar

Komentar

Ikuti Kami

Kami nalar, punya alasan informasi tak ditelan mentah. Mari, sama-sama bernalar.

Nalar.ID | Cerdas Menginspirasi