Nalar.ID

Formalkan Pembentukan Dana Persiapan Pandemi dari Kemenkes

Nalar.ID, Jakarta – Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan pertemuan Health Working Group kedua ini salah satunya akan memformalkan pembentukan dana persiapan pandemi.

“Kita mau memformalkan pembentukan persiapan dana pandemi. Jadi kalau ada pandemi lagi di ke depannya harus ada cadangan dananya,” katanya saat konferensi pers Health Working Group di Lombok, belum lama ini, kepada Nalar.ID.

Selanjutnya yang mau dicapai adalah bagaimana menggunakan dana ini untuk mengakses obat-obatan yang dibutuhkan selama pandemi, termasuk vaksin, dan alat tes diagnostik.

“Dana untuk pandemi selanjutnya itu sudah terbentuk, mudah-mudahan nanti September bisa formal itu nanti ada di bawah World Bank,” ucapnya.

Terkait penggunaan dan distribusi dana tersebut, ia lebih merekomendasikan WHO. Pasalnya WHO yang lebih mengerti kondisi kesehatan secara global dan negara prioritas mana saja yang memerlukan pendanaan saat terjadi pandemi.

“Kita di sini inginnya kalau bisa WHO yang lebih ke depan karena WHO yang ngerti negara-negara mana yang harus diprioritaskan,” tuturnya.

Dikatakan Budi, kita juga akan mengusulkan untuk merangkul institusi-institusi dunia yang sebelumnya sudah sukses melakukan pendistribusian seperti vaksin.

“Di pandemi sebelumnya banyak organisasi-organisasi dunia seperti di antaranya Global Fund, UNICEF, COVAX yang menguruskan distribusi vaksin ke seluruh dunia secara informal. Nah itu yang harus diformalkan,” ucapnya.

“Sehingga nanti ketika ada pandemi mereka sudah tahu bagaimana cara mendistribusikannya dan siapa yang dikasih duluan, negara-negara mana yang perlu dikasih duluan,” tambahnya.

Dana yang terkumpul sekarang sekitar 1 miliar USD, dan Indonesia telah menyumbang 50 juta USD. Ditargetkan dana terkumpul sebanyak 15 miliar USD sampai 20 miliar USD. Pendistribusiannya bisa melalui jalur organisasi dunia seperti GAVI dan UNICEF.

“Sekarang yang ramai adalah uangnya sudah ada, ini pakainya gimana Indonesia sudah masuk 50 juta USD. Di mata Indonesia sebaiknya itu dikoordinasi oleh WHO karena WHO kan organisasi kesehatan dunia,” tukasnya.

Dalam pelaksanaanya, WHO bisa menggandeng organisasi lain seperti GAVI, UNICEF, dan Global Fund dalam mendistribusikan dana tersebut.

“Kerja sama ini penting pada saat kita menyusun penggunaan dana ini. Yang membawahinya harusnya WHO,” katanya.

Editor: Febriansyah

Komentar

Ikuti Kami

Kami nalar, punya alasan informasi tak ditelan mentah. Mari, sama-sama bernalar.

Nalar.ID | Cerdas Menginspirasi