Jakarta, Nalar.ID – Kementerian Perindustrian (Kemenperin), telah memfasilitasi penerapan digitalisasi kepada 2.600 usaha kecil menengah (UKM). Namun, baru 106 UKM, atau sekitar 4 persen yang sukses menjalankan bisnis melalui daring atau online.
Kata Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah, Gati Wibawaningsih, 4 persen produk tersebut bernilai bagus dan terbaik. Perolehan angka 4 persen, membuat Kemenperin bergegas dan membina 96 persen sisanya.
“Seperti (memberikan) pelatihan dan mesin peralatan. Kami, pemerintah, membantu. Padahal, lewat online, bisa meningkatkan pendapatan UKM sampai 80 persen karena bisa menyasar pasar lebih luas,” kata Gati, dalam keterangannya, belum lama ini di Jakarta.
Terkait perluasan pasar penjualan, Head Of Marketing Google Indonesia Veronica Utami, mengatakan, ada 82 persen pengguna perangkat mobile di Indonesia mencari informasi toko melalui mesin pencari di internet. Tapi berdasarkan data lawas dari survei dari JAKPAT tahun 2015 terhadap pengguna smartphone.
Kemenperin menargetkan, ada 4 ribu pengusaha UKM yang sukses berjualan online di tahun ini. “Kami target 7 ribu UKM sukses (berjualan online) di 2019,” ujar Gati.
Guna memfasilitasi para UKM, Kemenperin kerjasama dengan lima market place di Indonesia. Ada Blibli.com, Bukalapak, Blanja.com, dan Tokopedia. Teknisnya, Kemenperin, tak membuat market place tapi sebatas kerjasama dengan UKM. Yang berpotensi, akan dididik oleh market place.
Sejauh ini, ada 4,4 juta UKM di Indonesia atau baru 0,4 persen. Sementara, baru 17.600 UKM yang menggunakan internet untuk pemasaran produknya.
Penulis: Ceppy F. Bachtiar | Editor: Ezar Radinka
Komentar