Nalar.ID

Industri Budidaya Perikanan Sejahterakan Warga Desa dan Pesisir

Nalar.ID – Indonesia merupakan negara kepulauan. Memiliki garis pantai 54,716 kilometer, kedua terpanjang di dunia setelah Kanada.

Namun, tak seperti Kanada, Indonesia dikaruniai kelebihan lain. Mulai dari iklim tropis bersahabat, temperatur relatif stabil sepanjang tahun, dan bebas typhon. Ini menjadikan Indonesia kaya sumber daya alam hayati dan menjadi lokasi ideal di dunia bagi berbagai usaha Aquaculture atau budi daya perikanan.

Dalam siaran tertulis yang diterima Nalar.ID, Kamis, (11/4) lalu, Rumah Sandiuno Indonesia (RSI) Collaboration Center menuturkan bahwa pertumbuhan penduduk dunia butuh peningkatan produksi pangan.

“Tahun 2050, saat jumlah penduduk dunia 10 miliar, butuh kenaikan pangan sebesar 70 persen. Mamalia darat, seperti sapi, butuh banyak air dan lahan luas untuk berproduksi,” kata.

Sementara, ikan menawarkan rasio konversi yang jauh lebih efisien. Perbandingan ukuran FCR (food conversion ratio) menunjukkan keunggulan ikan; sapi FCR:4-10, ayam FCR :2.2, ikan FCR 1.1, sebagai sumber gizi dan protein paling efisien. Serta mengandung Omega-3.

Melihat sektor perikanan, sejak 1960, konsumsi per-kapita protein laut meningkat dua kali lipat. Namun, data FAO menunjukkan, hasil laut dari perikanan tangkap relatif stagnan sejak 1985-an. Ini cenderung menurun terus sejak 2014. Terutama akibat over-fishing. Sementara tren produksi sektor Aquaculture terus naik 8 persen per tahun.

Norwegia dengan salmon-nya jadi salah satu contoh negara yang jeli melihat potensi perikanan. Negara itu menjadi negara eksportir terbesar kedua seafood. Nilai ekspornya lebih dari 10 miliar dolar AS ke 146 negara.

Tak hanya itu, Indonesia berpotensi melampaui Norwegia dengan spesies unggulan jauh lebih banyak. Peluang market produk seafood tahun 2024 diperkirakan sebesar 240 juta ton, dengan 160 juta ton hasil Aquaculture.

Adapun, Indonesia berpeluang memasok 60 juta ton dari Aquaculture. Dengan estimasi nilai pasar 240 miliar dolar. Nilai ini setara 11 kali nilai ekspor komoditas CPO tahun 2018. Sebab itu, RSI Collaboration Center menyatakan, sektor Aquaculture Indonesia berpotensi menyediakan lapangan kerja langsung bagi 30 juta keluarga. Ini belum termasuk peluang pekerjaan di industri hilir berbasis Aquaculture.

Aquaculture akan menjadi solusi empat masalah dasar bangsa. Yaitu kemiskinan dan pengangguran karena keahlian mudah dikuasai, urbanisasi, daerah pesisir. Rural akan jadi pusat perkembangan ekonomi baru, produksi protein terbaik terjangkau dan bertambah sumber devisa negara selain CPO dan migas (minyak dan gas bumi),” tulis RSI.

Sebab itu, RSI yakin, jika calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto – Sandiaga Uni terpilih, maka rencana besar Aquaculture akan menjadi sektor unggulan dalam lima tahun bisa menyerap 15 juta tenaga kerja. Sehingga masyarakat nelayan, pesisir dan rural yang selama ini terpinggirkan menjadi sejahtera.

Penulis: Febriansyah | Editor: Ceppy F. Bachtiar

Komentar

Ikuti Kami

Kami nalar, punya alasan informasi tak ditelan mentah. Mari, sama-sama bernalar.

Nalar.ID | Cerdas Menginspirasi