Nalar.ID

Ini Langkah Ansitisipasi Meningkatkan Kapasitas Tes PCR Corona

Nalar.ID, Jakarta – Persiapan khusus dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai langkah antisipatif menghadapi kemungkinan melonjaknya angka kasus positif seiring meningkatnya kapasitas tes di DKI Jakarta.

Sejumlah persiapan diantaranya melakukan persiapan pada tracing, testing, isolating dan treating.

Langkah persiapan itu menjadi perhatian khusus karena dengan peningkatan kapasitas tes, maka akan lebih banyak kasus-kasus positif yang selama ini tak terdeteksi lalu bisa diketahui. Pemeriksaan asif juga memberikan ketenangan warga dalam beraktivitas.

Peningkatan kapasitas pemeriksaan spesimen dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) ini sesuai anjuran World Health Organization (WHO) agar pemerintah bisa mendeteksi kasus lebih dini dan menekan angka infeksi di masyarakat.

Salah satu upaya Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta sejak 9 April 2020 lalu, yakni membangun beberapa laboratorium satelit COVID-19 y di sebagian lahan RSUD Pasar Minggu dan RSKD Duren Sawit.

41 Laboratorium

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, dr. Dwi Oktavia TLH, M.Epid., kepada Nalar.ID, Sabtu (13/6/2020), menyebut Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta juga membangun jejaring 41 laboratorium pemeriksa Covid-19.

Selain itu dalam 10 hari terakhir, total Provinsi DKI Jakarta telah melakukan pemeriksaan PCR sebanyak 17.270 dengan rata-rata pemeriksaan harian mencapai 1727 spesimen. Angka ini melonjak 1,1 kali lipat ketimbang rata-rata harian pada 10 hari pertama di Mei 2020 yang sebanyak 1.562 spesimen per hari.

Dengan peningkatan kemampuan tes ini, hingga 10 Juni 2020, Jakarta sudah melakukan pemeriksaan PCR sebanyak 189.552 spesimen dan pada 90.287 orang.

Cakupan pemeriksaan PCR di Jakarta mencapai 8.481 orang per 1 juta penduduk, tertinggi di Indonesia. Strategi Pemprov DKI Jakarta ini sejalan dengan kebijakan nasional, di mana Presiden RI meminta spesimen yang di tes lewat PCR diperbanyak agar pemerintah mengetahui jumlah riil penderita Covid-19 di Indonesia dan menetapkan target pemeriksaan PCR sebanyak 20.000 spesimen per hari.

Arahan presiden dalam rapat terbatas melalui telekonferensi 18 Mei Lalu agar faskes tingkat pertama untuk efektifkan penanganan Covid-19.

Pesan beliau,“Ini betul-betul perlu diefektifkan sehingga puskesmas dan jaringannya bisa diaktivasi menjadi simpul pengujian sampel, pelacakan, dan penelusuran kasus Covid-19 di lingkungan di wilayah itu.”

Active Case Finding

Arahan ini sesuai kebijakan Pemprov DKI Jakarta oleh Puskesmas sejak awal muncul Covid-19. Sejak Januari 2020, Puskesmas di Jakarta telah melaksanakan pelacakan, penelusuran kasus dan pengambilan spesimen dengan cara swab.

Hasil pelacakan dan penelusuran ini dilaporkan kasus ODP dan PDP pertama di DKI Jakarta pada 24 Januari 2020.

Dengan bertambahnya kapasitas pemeriksaan spesimen Covid-19 dan berkurangnya jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit, puskesmas di DKI Jakarta tetap terus meningkatkan kapasitas tracing dan testing-nya melalui active case finding.

Strategi active case finding ini tertuang dalam Surat Edaran Kepala Dinas. Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Nomor 94/SE/2020 tentang active case finding. Ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas testing dan memutus mata rantai penularan dengan menemukan kasus positif sedini mungkin.

Pada 9 Juni 2020, dilaporkan penambahan jumlah 234 kasus, menunjukkan penambahan jumlah kasus lebih tinggi ketimbang hari sebelumnya.

Penulis: Febriansyah | Editor: Radinka Ezar

Komentar

Ikuti Kami

Kami nalar, punya alasan informasi tak ditelan mentah. Mari, sama-sama bernalar.

Nalar.ID | Cerdas Menginspirasi