Nalar.ID – Guna mendapatkan simpatik para pemilih, para calon anggota legislatif (caleg) gencar adu ide dan gagasan di masyarakat. Baik melalui kampanye terbuka maupun spanduk dan banner, yang bertebaran di sudut gang rumah hingga ruas jalan utama.
Salah satunya Oktoberiandi, caleg DPR RI dapil (daerah pemilihan) Jakarta dari sebuah partai di Tanah Air. Untuk mendulang suara pemilih, pria ini memiliki tujuh program kampanye yang akan diperjuangkan.
Ia menyebut ini Sapta Marga Perjuangan. “Memberantas korupsi, memperjuangkan undang-undang hukuman mati, dan pemiskinan bagi koruptor di atas 1 miliar. Lalu, memperjuangkan UU Pembela Ulama dan Rakyat dari kriminalisasi, pendidikan gratis sampai S1, menciptakan lapangan kerja, pengobatan gratis warga miskin,” katanya, kepada Nalar.ID, Kamis (4/4).
Perbaiki Sistem BPJS
Selain itu, Okto, juga ingin memperbaiki sistem Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang tak pro-rakyat dan menghapus iurannya. Selain itu, mengevaluasi kerjasama investasi yang merugikan bangsa, dan menjamin negara selalu hadir dalam setiap kesulitan hidup rakyat.
Dari semua itu, Okto, mengunggulkan program UU Hukum Mati Koruptor. “Agar ada efek jera dan takut korupsi. Ini harus dilakukan agar uang rakyat benar-benar bisa digunakan untuk kesejahteraan rakyat,” ungkapnya.
Menurutnya, banyak penyelenggara rakyat, swasta, hingga pengacara, yang ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Okto mengajak masyarakat untuk sama-sama menyelamatkan masa depan anak cucu dari cengkraman koruptor.
Jika terpilih menjadi anggota dewan nanti, ia akan langsung declare. Serta mengajak masyarakat berjuang bersama menggolkan UU Hukum Mati Koruptor yang digagasnya.
Disisi lain, pencalonan Okto maupun caleg lain, butuh biaya atau ongkos politik tidak sedikit. Ia membenarkan hal ini, sebab biaya politik pemilihan umum (Pemilu) 2019 sangat mahal karena sistem yang membuatnya demikian.
“Tapi, saya pastikan, saya tak mau terjebak pada hal-hal yang nanti membuat harus mengembalikan modal dengan cara korupsi. Biaya yang sudah keluar, saya anggap sedekah, dan tak mengganggu ekonomi sehari-hari,” tukasnya.
Turun ke Masyarakat
Menurutnya, ongkos politik, sangat penting namun bisa dihemat. Maksudnya, jika para caleg mau kerja langsung dan turun ke masyarakat, serta menolak oknum-oknum yang menjanjikan suara dan massa, tapi berharap uang dari caleg.
Ia hanya ingin merangkul orang-orang yang ingin melakukan perubahan dan berjuang mengatasi masalah bangsa. Bagaimana jika tidak terpilih?
“Mungkin akan terbang ke maskapai sipil, karena saya pilot profesional. Saya punya CPL (Commercial Pilot Licence). Sudah pendidikan advokat juga. Saya lihat, mana peluang yang tidak menjauhkan saya dari politik dan rakyat. Termasuk akan membangun usaha lagi,” jelasnya.
Penulis: Febriansyah | Editor: Ceppy F. Bachtiar
Komentar