Nalar.ID – Memahami tentang gula, seseorang tak perlu sekolah atau meneruskan pendidikan di bidang pertanian atau pengolahan pangan. Pria asal Klaten, Jawa Tengah ini, contohnya.
Bernama Joko Budi Wiyono, pengetahuannya tentang gula tak ia dapatkan di pendidikan formal. Lulusan Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret (UNS), Surakarta ini menciptakan inovasi produk gula dengan glikemik indeks terendah.
Melalui perusahaannya, PT Gula Energi Nusantara, produk yang berlokasi di Banyumanik, Semarang, Jawa Tengah ini, ia namakan GULANAS. Butuh 10 tahun ia melakukan riset ini.
Atas kerja keras penelitiannya itu, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Perkebunan Nusantara X, mengajaknya bekerja sama. “Mereka tertarik dengan konsep gula kami,” kata Joko, kepada Nalar.ID.
Dalam edaran dari PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X, Joko, menerima surat. Nantinya, akan dibahas terkait kerjasama peningkatan nilai tambah produk gula. Rencananya, kedua pihak akan membicarakan hal tersebut pada Kamis, 28 Februari 2019, di kantor PTPN X di Surabaya, Jawa Timur.
Apa sebenarnya gula dengan glikemik indeks terendah? Dihubungi secara eksklusif, berikut penuturan kelahiran tahun 1969 silam ini kepada Nalar.ID, Kamis (21/2).
Awal membuat inovasi gula dengan glikemik indeks terendah?
Saya berpikir, seandainya gula kristal tebu bisa rendah glikemik. Kemudian saya cari di internet. Ternyata sudah ada produk di luar negeri gula kristal tebu rendah glikemik. Saya pun semangat mencoba membuat.
Anda butuh riset 10 tahun. Selama itu, apa saja yang telah dilakukan?
Secara bertahap, membuat prototype pengolahan gula dari tebu. Beberapa kali trial-error. Saya mencoba proses lebih-kurang lima tahun.
Gula pasir Gulanas karya Joko Budi Wiyono. NALAR/Dok.pri.
Anggota keluarga Anda memiliki riwayat penyakit gula, hingga muncul inovasi ini?
Iya, benar. Keluarga dari almarhumah ibu terkena diabetes.
Sebetulnya, apa istilah indeks glikemik?
Naiknya gula darah setelah makan makanan tertentu seberat 100 gram ketimbang minum 100 gram glukosa. Dimana, kenaikan gula darah akibat minum glukosa itu dinilai 100 dan makanan itu dibawah 100. Semakin di bawah 100 mendekati nol, itu semakin baik. Artinya, makanan itu memiliki glikemik indeks rendah dan di cerna sangat lambat. Kenaikan kadar gula darahnya juga tidak cepat.
Jumlah kandungan?
Kandungan glikemik rendah, sebesar 0 – 55. Glikemik sedang, 56-69. Kemudian, glikemik tinggi diatas 70.
Proses pembuatan atau produksi gula indeks glikemik ciptaan Anda?
Sedang persiapan pengajuan paten. Belum bisa kami sampaikan karena akan berdampak di proses. Kebaruan teknologi ini bisa gagal mendapatkan paten kalau misalnya sudah dipublikasi.
Dengan merek dagang GULANAS, produk apa saja yang diproduksi?
Gula cair putih. Ini pengganti gula pasir. Lalu, gula cair golden. Kekentalan dan karakternya mirip madu. Kemudian, gula cair aren, dan produk gula cair maupun kristal rendah glikemik.
Sementara, untuk produk gula rendah glikemik, sedang persiapan produksi. Hasil uji rendah glikemik-nya dari Laboratorium Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB). Baru selesai awal Januari 2019.
Gula aren merek Gulanas buatan Joko Budi Wiyono. NALAR/Dok.pri.
Kelebihan produk Anda ketimbang produk lain sejenis?
Untuk gula cair, 100 persen bahan baku dari tebu. Lebih praktis, higienis, dan bebas kotoran. Bisa sebagai pemanis, sirup dan rasa sekaligus. Kemudian, bebas gluten dan fruktosa tinggi. Bisa pula menambah tekstur dan kekentalan. Juga larut langsung dalam minuman panas maupun dingin atau makanan.
Gula rendah glikemik juga bisa mengurangi risiko terkena diabetes melitus. Meminimalkan peradangan, menjaga berat badan, meminimalkan risiko penyakit jantung, dan mencegah kanker.
Gula rendah glikemik indeks buatan Anda, dinilai sebagai alternatif mengurangi risiko diabetes melitus dan obesitas. Bedanya gula biasa dengan gula jagung?
Gula biasa atau gula pasir, mengandung molekul. Biasa disebut dengan sukrosa, yaitu molekul gula disakarida dalam kondisi asam. Misalnya, dalam saluran cerna akan dipecah menjadi bentuk gula lebih sederhana, yaitu glukosa dan fruktosa dalam jumlah sama banyak.
Kalau gula jagung?
Hanya mengandung zat gula sederhana. Disebut fruktosa, yaitu jenis gula yang sering ditemukan pada buah-buahan. Memiliki rasa lebih manis dari gula biasa. Perbandingannya 1,7 kali lebih manis dari gula biasa.
Selain itu?
Gula jagung (fruktosa), terbukti memiliki jumlah kalori lebih rendah dibandingkan gula biasa (sukrosa). Dalam setiap gram sukrosa, mengandung 4 kalori. Sementara, di setiap gram fruktosa mengandung 3 kalori.
Kalori gula jagung terbukti lebih rendah. Tapi, apakah gula jagung terbukti lebih baik ketimbang gula biasa?
Sudah banyak penelitian membuktikan kebenaran pernyataan itu. Namun, hasil yang didapat dari penelitian itu justru memberikan hasil sebaliknya. Sebuah penelitian yang membandingkan efek pemberian larutan fruktosa dan larutan sukrosa terhadap tikus menunjukkan bahwa tikus yang dapat larutan fruktosa ternyata lebih cepat mengalami obesitas ketimbang tikus yang mendapat larutan sukrosa.
Bagaimana jika dikonsumsi dalam jumlah besar?
Dari penelitian itu, konsumsi gula fruktosa dalam jumlah besar dapat menekan rasa kenyang. Selain itu memicu hepar untuk memproduksi trigliserida sehingga bisa menyebabkan obesitas. Konsumsi makanan dan minuman tinggi fruktosa juga memicu resistensi insulin. Ini awal penyebab terjadinya kencing manis.
Ada penelitian lain?
Pernyataan itu juga didukung hasil penelitian terbaru oleh Kim-Anne le dan rekan-rekannya. Dalam sebuah jurnal Amerika tahun 2009, menyatakan bahwa mengonsumsi fruktosa dalam jumlah tinggi selama 7 hari, sudah mampu memicu terjadinya dislipidemia. Lalu deposisi lemak pada hepar dan menurunkan sensitifitas insulin pada manusia-manusia sehat, dengan atau tanpa riwayat keluarga penderita kencing manis.
Kesimpulan?
Tidak ada satu pun jenis gula yang lebih baik dibandingkan dengan gula lainnya. Gula rendah kalori jika dikonsumsi secara berlebihan, tetap akan memberikan efek berbahaya bagi tubuh.
Bagaimana dengan penderita kencing manis dan obesitas?
Tapi bukan berarti penderita itu (kencing manis dan obesitas) tak boleh mengonsumsi gula sama sekali.
Caranya?
Cobalah untuk selalu mengontrol jumlah gula yang Anda konsumsi setiap hari. Tergantung dengan kebutuhan kalori Anda. Jika kebutuhan kalori sebesar 1.800, sebaiknya batasi mengonsumsi hanya 5 sendok teh gula setiap hari. Jika kebutuhan kalori 2.000, maka batasi konsumsi gula 8 sendok teh setiap hari.
Selain itu?
Selama jumlah gula yang dikonsumsi tidak berlebihan dan sesuai kebutuhan kalori, timbulnya efek gula berbahaya bagi kesehatan dapat dicegah. Apapun jenis gula yang digunakan.
Bagaimana proses penyerapan tubuh terhadap gula?
Gula tebu akan berubah menjadi glukosa. Proses perubahan gula tebu menjadi glukosa membutuhkan hormon insulin yang di produksi oleh pankreas. Jika kita konsumsi terlalu sering gula tebu dan dalam jumlah berlebih, tubuh berpotensi mengalami kekurangan insulin.
Risikonya?
Kadar gula dalam darah akan naik lebih cepat dan tidak terkontrol. Ini menjadi salah satu penyebab utama pemicu diabetes tipe 2.
Bagaimana dengan gula jagung?
Gula Jagung tinggi fruktosa akan langsung dikirim ke liver (hati). Lalu disimpan dalam bentuk lemak. Di sana, fruktosa akan diolah dan disalurkan sebagai energi ke seluruh tubuh. Walau tak bergantung pada insulin, mengonsumsi gula jagung berlebih, bisa memberikan rasa haus dan lapar. Sehingga ada kecenderungan makan dan minum berlebih. Ini akan menyebabkan penimbunan lemak pada hati dan berakibat pembengkakan hati atau fatty liver. Orang yang mengalami fatty liver, fungsi hatinya tak akan berjalan dengan baik.
Bagaimana dengan gula rendah glikemik indeks Anda?
Gula tebu atau gula jagung, masing-masing punya sisi berbeda. Gula tebu atau sukrosa, cenderung mengakibatkan diabetes mellitus 2. Sedangkan gula jagung, menyebabkan kelebihan berat badan atau kegemukan. Dimana, baik diabetes mellitus 2 maupun obesitas, adalah dua penyakit yang sering di sebut silent killer.
Itu sebabnya Anda menciptakan gula rendah glikemik indeks?
Itulah mengapa kami mengembangkan riset produk gula yang memiliki potensi mengurangi diabetes mellitus maupun obesitas.
Apa itu glikemik indeks?
Naiknya gula darah setelah makan makanan tertentu seberat 100 gram. Dibandingkan dengan minum 100 gram glukosa, dimana kenaikan gula darah akibat minum glukosa dinilai 100 dan makanan itu dibawah 100. Semakin dibawah 100 mendekati nol, akan semakin baik. Artinya, makanan itu memiliki glikemik indeks rendah. Ini dicerna sangat lambat. Akibatnya, kenaikan kadar gula darahnya tidak cepat.
Bagaimana komposisi glikemik?
Glikemik rendah, sebesar 0 – 55. Glikemik sedang, 56-69. Terakhir, glikemik tinggi diatas 70.
Manfaat gula rendah glikemik?
Mengurangi risiko terkena diabetes melitus, meminimalkan peradangan, mengurangi obesitas atau menjaga berat badan, meminimalkan risiko penyakit jantung, dan mencegah kanker.
Efek samping?
Menurut kami enggak ada.
Aturan pakai?
Cara mengonsumsi sama seperti gula kristal pada umumnya. Sesuai selera rasa manis kita masing-masing. Disarankan, jangan berlebihan atau terlalu manis.
Distribusi dan pemasaran?
Sambil menyiapkan produksinya, kami sedang mencari mitra distribusi dan pemasarannya. Kami merencanakan produksi di Rembang dan Wonosobo, Jawa Tengah.
Rencana memproduksi skala nasional?
Kami memiliki mimpi memproduksi skala nasional. Bahkan internasional karena gula kristal rendah glikemik kami produk ke dua di dunia. Lalu, gula cair tebu dan aren rendah glikemik kami yang pertama di dunia.
Penulis: Febriansyah | Editor: Ceppy F. Bachtiar
Komentar