Nalar.ID

Kepuasan Batin Action Figure Jonathan Frizzy

Jonathan Frizzy, atau akrab disapa Ijonk, tengah menikmati peran sebagai ayah bagi ketiga anaknya; si kembar Zoe Joanna Frizzy Simanjuntak – Zack Jaden Frizzy (3), dan Zayn Jowden Frizzy Simanjuntak (2). Usai syuting atau pekerjaan lain, ia bergegas pulang. Bercengkerama dengan buah hati dan istri, Dhena Devanka.

Nalar.ID, Jakarta -Kenikmatan berkumpul bersama keluarga, sedikit mengikis hobi yang sudah ia lakoni enam tahun terakhir. Ia mengaku, sejak tiga buah hatinya tumbuh dan butuh kasih sayang, Ijonk, praktis mulai mengurangi mengumpulkan action figure. Di kediamannya di Senopati, Jakarta Selatan, koleksi-koleksinya ‘hanya’ tersisa sekitar 50 tokoh dari total 100 lebih.

Semua tersimpan rapi dan berjejer menempel di dinding lemari kaca di lantai dua rumah. Beberapa tokoh dan karakter menghiasi lemari kaca. Mulai dari tokoh-tokoh Avengers, seperti Iron Man, Captain America, Thor, dan lainnya. Ada pula Joker, musuh Batman. Kemudian Predator, Wonder Woman, hingga beberapa pebasket legendaris Michael Jordan dan Kobe Bryan. Termasuk aktor Van Diesel dan tokoh ditaktor Hitler, pun ada. Sebagian besar koleksinya berukuran skala 1/6.

 “Paling banyak koleksi Joker dan Predator. Paling favorit. Predator juga keren bangetBayangin, Predator asli dibuat mainan. Gurat-gurat dan rambutnya terlihat. Tapi sebagian (action figure lain) sudah dijual. Enggak muat tempat. Ada anak-anak juga,” tukasnya, dijumpai nalar.ID, di kawasan Cibubur, Jakarta Timur, pertengahan Juni lalu.

Gara-gara Honeymoon

Ijonk mulai mengoleksi action figure sejak 2012. Semua tak disengaja dan direncanakan. Awalnya, beberapa hari setelah menikah 27 Mei 2012, ia dan istri, berlibur dan honeymoon di Universal Studios di Los Angeles, Amerika Serikat (AS). “Waktu itu ada toko mainan gede banget jual action-action figure. Tapi belinya ngacak dan borong. Ada Terminator (pemeran Arnold  Schwarzenegger) sampai tokoh-tokoh Street Fightersaya beli semua,” ungkapnya.

Ijonk Action Figure - nalar.id
Foto: Dok.Pribadi/nalar

Tak hanya AS, ia pernah memburu sampai Hongkong dan Singapura. Di Singapura, ia pernah memesan Predator karakter perempuan. Karakter itu, katanya, sulit dicari. Beruntung, barang itu ia pesan melalui agen atau distributor, dan diantar ke Ijonk lewat ekspedisi. Selebihnya, ia beli di toy store resmi di Kelapa Gading dan Pondok Indah Mall, di Jakarta, dan ikut forum jual beli lewat di komunitas action figure.

“Aku bisa beli atau jual karena perkenalan dengan teman-teman. Di Kaskus (forum komunitas maya), salah satunya. Ada kontak dan link mereka. Di Indonesia banyak jual action figureTinggi peminatnya. Ada komunitasnya (Action Figure Indonesia) tapi aku gabung. Mereka biasa pameran di Balai Kartini (Jakarta),” ujarnya.

Soal harga, kata Ijonk, harga toko resmi agak mahal. Bisa selisih setengah harga ketimbang beli dari sesama penghobi. Selain ke penghobi, ia juga pernah membeli di toko di Medan, Sumatera Utara. Meski jauh dari rumahnya di Jakarta, harga di toko itu cukup terjangkau.  

Ijonk Action Figure - nalar.id
Foto: Dok.Pribadi

Anti KW

Namun, tak semua ia beli anyar atau segel boks. Beberapa beli seken dari sesama penghobi. Selebihnya barter. “Aku lebih cari yang langka dan susah dicari orang,” imbuhnya.

 Meski seken, Ijonk, anti barang KW atau palsu. Ia menuturkan, produk KW dan asli, terlihat jelas perbedaannya. Terutama guratan fisik. “Mukanya jelek, enggak mirip asli. Bahan (material) juga (jelek). Kalau asli,bobotnya lebih kuat dan berat. Semua orang (hobies) tahu, lah,” sambungnya.

Baginya, mengoleksi mainan-mainan ini tak hanya memberi kepuasan batin. Lebih dari itu, ada pundi rupiah yang bisa didapat. Ia menambahkan, kualitas action figure ditentukan dari usia. Kian tua dan langka,harga semakin tinggi. Pilihan material terbaik juga diperhatikan.

Terakhir, ia pernah menjual beberapa seri tokoh Avengers tahun 2017 karena pindah domisi, dari apartemen di Kasablanka ke rumah pribadi di Senopati, Jakarta Selatan. “Ya, kayak simpen duit. Pas aku jual Avengers, cepet banget yang beli dan nawar. Padahal cuma blast (mengirim pesan secara massal) ke teman-teman kolektor,” katanya.

Ijonk Action Figure - nalar.id
Foto: Dok.Pribadi/nalar

Disisi lain, Ijonk, sebetulnya tak rela Avengers yang sudah lama ia koleksi di lepas. Selain kapasitas ruang sudah minim, ia harus mengurangi budget setelah menikah dan berkeluarga. Jika dahulu mampu mengumpulkan lebih dari 100 unit karakter, sekarang hanya menyisakan 50an. Selain kapasitas tempat tak memadai, juga ‘permintaan’ istri. Sebabnya, ia pernah dianggap kekanak-kanakan oleh istri.

“Awalnya (istri) bilang, ngapain sih kayak anak kecil. Setelah aku rapiin dan tata lebih indah, istri jadi kagum. Sekarang sudah diminta batasi. Mau enggak mau karena sudah ada anak tapi memang berat banget, ya,” katanya. Harga tak murah salah satu alasan istri meminta Ijonk mengurangi koleksi-koleksinya.

Paling murah, ia punya karakter babydoll skala 1/6 dari seri film Sucker Punch seharga Rp 3 juta. Harga tertinggi, masih diraih karakter Predator, dengan angka Rp 25 juta. Ia beli 2015 dari seorang teman. Terakhir, beli tokoh Iron Man seri 2 versi gold dan black, dua tahun lalu.

“Tapi kalau mau beli lagi, sayang. Kalau ikutin terus, enggak ada habisnya. Karena ada anak, mikir ulang. Makanya, kalau lewat toko mainan, mupeng (muka pengen) banget. Rencananya mau beli Joker versi Suicide Squad. Lagi naksir,” tutupnya.

Penulis: Baktian Editor: Radinka Ezar

 

Komentar

Ikuti Kami

Kami nalar, punya alasan informasi tak ditelan mentah. Mari, sama-sama bernalar.

Nalar.ID | Cerdas Menginspirasi