Nalar.ID

Ketum YPPA, Ade Fitrie Kirana: Perjuangan Paramedis Covid-19 Harus Kita Dukung

Nalar.ID, Jakarta – Pandemi Covid-19 berdampak bagi kehidupan perempuan. Meski bagi kaum perempuan dampak ini cukup besar, namun mereka juga dapat dilibatkan untuk memerangi Covid-19 secara efektif.

Ya, dalam situasi seperti ini, perempuan memainkan peranan penting dalam mengatasi pandemi.

Salah satunya tenaga medis perawat. Diketahui, sebanyak 71 persen perawat di Indonesia merupakan perempuan. Artinya, ada 256.326 perempuan berprofesi sebagai perawat. Dengan jumlah sebanyak itu, perjuangan para tenaga medis perawat tak bisa dianggap remeh.

Physical Distancing

Ketua Umum Yayasan Perlindungan Perempuan dan Anak (YPPA), Ade Fitrie Kirana mengapresiasi langkah para dokter, petugas medis, hingga relawan. Khususnya

para perempuan tangguh yang hebat dan berada di garda pertama dalam menangani pandemi ini.

“Atas nama pribadi dan sebagai Ketua Umum YPPA, saya ucapkan terimakasih tak terhingga atas segala pengorbanan dan keikhlasannya yang telah berjuang turun tangan melayani masyarakat Indonesia saat menjalani masa-masa sulit,” jelas Ade, kepada Nalar.ID, Selasa (28/4/2020).

Ade menyebut perjuangan para tenaga medis dalam menangani wabah ini sangat mulia, penuh tantangan dan risiko.

“Perjuangan mulia inilah yang menguatkan harapan bahwa Inshaa Allah kita akan dapat segera melewati masa penuh cobaan ini. Kami bergandengan tangan dengan seluruh keluarga besar YPPA dan masyarakat. Seperti menyampaikan rasa hormat, mengirimkan dukungan penuh dan terus mendoakan,” paparnya.

Bagaimana seorang perempuan menerapkan implementasi kebijakan pemerintah tentang penanganan Covid-19 di rumah?

Ade menyebut imbauan pemerintah untuk memutus mata rantai penularan Covid-19 harus diikuti seluruh masyarakat. Salah satunya menerapkan physical distancing atau pembatasan fisik, hingga menjalankan pola hidup sehat.

Pelajari Ciri Pandemi

Ia mengimbau agar masyarakat mengetahui durasi waktu virus Covid-19 bisa berkembang dan menempel di mana saja, termasuk ciri-ciri seseorang terjangkit.

“Karena banyak (kasus positif) yang tidak melalui gejala. Termasuk salah satu teman baik saya, kang Arya Bima (Wali Kota Bogor) atau Andrea Dian (artis), yang sudah kembali pulih,” tukasnya.

Saat pandemi meluas, awalnya dikenal sebagai social distancing, kemudian muncul istilah physical distancing sebagai cara pencegahan penularan virus ini.

Terkait ini, butuh strartegi meyakinkan dan menyampaikan pesan dengan bahasa sederhana kepada anggota keluarga agar terlindungi dari penularan.

“Salah satunya dengan meng-update informasi melalui media sosial dan pemberitaan media massa. Saya hanya bicara, ‘jika kamu tidak takut dan masih bersikeras menyepelekan virus Covid-19, itu artinya tidak sayang diri sendiri’. Apakah kamu tidak ingin melindungi keluarga lain dengan cara mengikuti saran, peraturan dan anjuran para dokter?. Alhamdulillah, pernyataan ini lebih menyentuh ke orang-orang terdekat, sehingga mereka lebih mendengarkan dan menuruti perkataan saya,” sahut Ade.

Penulis: Erha Randy| Editor: Ceppy F. Bachtiar

Komentar

Ikuti Kami

Kami nalar, punya alasan informasi tak ditelan mentah. Mari, sama-sama bernalar.

Nalar.ID | Cerdas Menginspirasi