Nalar.ID

Makin Mesra, Ini Investasi RI-Singapura Bangun ‘3 Jembatan’

Indonesia-Singapura sepakat memperkuat kerjasama bilateral dengan investasi dan pembangunan ‘tiga jembatan’: digital, infrastruktur dan travel bubble. Enam tahun terakhir, investasi Singapura mencapai rekor tertinggi.

Nalar.ID, Jakarta – Tidak lama lagi, Indonesia akan memiliki salah satu jembatan terpanjang di Indonesia. Rencananya, jembatan Batam-Bintan, atau Babin sepanjang 6,4 kilometer tersebut akan mulai dibangun tahun 2022 mendatang.

Nantinya, jembatan Babin akan memiliki row jalan 100 meter dan dibagi dalam tiga trase. Pertama, trase Pulau Batam. Lalu, trase Pulau Tanjungsauh, dan trase Pulau Bintan.

Nantinya, jembatan ini akan memudahkan pelaku usaha di Bintan untuk mengirimkan produk pertaniannya ke Batam untuk diekspor ke Singapura atau negara lain.  Fungsi lainnya, pembangunan infratruktur jembatan ini diharapkan akan meningkatkan konektivitas dari Bintan dan Batam ke Singapura, dan sebaliknya.

Proyek tersebut bagian dari kerjasama bilateral antara Pemerintah Indonesia dan Singapura. Kerjasama kedua negara ini terkait dengan investasi dan pembangunan ‘tiga jembatan’. Diantaranya jembatan digital, jembatan infrastruktur dan jembatan travel bubble.

Diketahui, Singapura menggelontorkan investasi sebesar USD9,8 miliar tahun lalu. Ini meningkat 34 persen dibandingkan besaran investasi Singapura tahun 2019.  Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa investasi Singapura tahun 2020 mencapai rekor tertinggi dalam enam tahun terakhir.

“Ini menunjukkan hubungan yang sangat baik antara kedua negara. Harapannya, jembatan digital Indonesia-Singapura bisa terwujud dengan Batam sebagai pusat pengembangan data center dan pusat pengembangan industri digital di Indonesia.,” kata Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, dalam pertemuan virtual bersama Deputi Perdana Menteri Singapura Heng Swee Keat, Duta Besar Singapura untuk Indonesia Anil Kumar Nayar, dan Duta Besar Indonesia untuk Singapura Suryopratomo, pertengahan Maret lalu.

Komitmen RI

Dalam pertemuan tersebut, Deputi Perdana Menteri Singapura Heng Swee Keat menyampaikan apresiasinya terhadap komitmen Pemerintah Indonesia.

“Terutama dalam membuka lapangan kerja secara luas untuk masyarakat. Serta menarik investasi dari dalam maupun luar negeri, melalui pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja dan peraturan turunannya,” kata Heng Swee Keat.  

Selain itu, Heng Swee Keat juga menyatakan komitmennya untuk mendatangkan lebih banyak investasi Singapura di Indonesia. Terutama dalam bentuk foreign direct investment (FDI), sehingga jenis investasi yang masuk lebih berkesinambungan dan berkualitas.

Diketahui, pada 2 Maret 2021 lalu, telah diresmikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Nongsa Digital Park di Batam. KEK Nongsa Digital Park akan menjadi entry point bagi perusahaan teknologi informasi internasional dari Singapura dan mancanegara.

KEK Nongsa Digital Park merupakan bagian dari dua penetapan dua Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) baru di Batam, Kepulauan Riau. Sebelumnya, Kemenko Bidang Perekonomian menargetkan mengukuhkan kedua kawasan itu menjadi KEK baru selambat-lambatnya akhir 2019. Tetapi, baru disetujui Dewan Nasional KEK pertengahan 2020 lalu.

Dua KEK baru yang dimaksud, yakni KEK Nongsa Digital Park (NDP) dan KEK MRO Batam Aero Technic (BAT).

Penetapan kedua KEK baru di Batam itu sejalan dengan rencana pengintegrasian Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (Free Trade Zone) Batam, Bintan, Karimun, dan Tanjungpinang (BBKT) menjadi satu kawasan tersendiri. Ini bagian dari upaya meningkatkan investasi di Indonesia.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah mengamanatkan integrasi pembangunan dan pengelolaan Kawasan Perdagangan Bebas BBKT. Sejalan dengan amanat Presiden, Kemenko Perekonomian tengah menyusun masterplan guna pengembangan kawasan BBKT.

Pembangunan Batam

Berdasarkan masterplan itu, tema besar pengembangan BBKT adalah mentransformasikan kawasan itu menjadi hub logistik internasional. Hal ini guna mendukung pengembangan industri, perdagangan, maritim, dan pariwisata yang terintegrasi dan berdaya saing.

Persetujuan pendirian dua KEK baru di Batam sejalan dengan tema pembangunan Batam. Dua di antaranya adalah industri digital dan kreatif serta industri dirgantara.

Guna mencapai target pertumbuhan ekonomi 5,8 persen pada 2020-2025, daerah BBKT butuh investasi tahunan rata-rata Rp75 triliun. Di antara wilayah lainnya, Batam akan memainkan peran paling signifikan. Sebab, diharapkan bisa memberikan kontribusi terbesar terhadap total investasi yang masuk ke wilayah tersebut.

Dengan demikian, pendirian dua KEK baru di Batam akan terus didorong untuk memenuhi peluang investasi baru guna mencapai pertumbuhan wilayah yang ditargetkan itu. Kerja sama juga akan dilakukan untuk membantu sektor pariwisata melalui Jembatan Travel Bubble. Seperti diketahui bersama, sektor pariwisata adalah salah satu sektor yang paling terdampak pandemi. Bintan merupakan salah satu tujuan destinasi pariwisata Singapura di Indonesia.

Tim Kerja

Tim Kerja untuk penerapan Travel Bubble akan melibatkan Kementerian/Lembaga terkait. Di antaranya Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Kesehatan, dan Direktorat Jenderal Imigrasi. 

Pembentukan Tim Kerja tersebut disambut baik oleh Deputi Perdana Menteri Singapura Heng Swee Keat. Pasalnya, duta besar masing-masing negara akan turut berkoordinasi dalam Tim Kerja itu.  Selain pembahasan ‘tiga jembatan’, pertemuan tersebut turut membahas sejumlah isu.

Diantaranya upaya penanganan dan pengendalian Covid-19 di masing-masing negara. Selain itu kemungkinan kerjasama riset dalam pengembangan vaksin. Terutama untuk mengantisipasi kemungkinan mutasi virus Covid-19.

Selanjutnya, kerjasama kolaboratif menarik investor di industri hilir sektor pertambangan. Diantaranya aluminium, tembaga dan emas. Selain itu, Singapura-Indonesia juga akan mengutamakan kerja sama untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) berbasis teknologi informasi.

Penulis: Ceppy F. Bachtiar | Editor: Ceppy F. Bachtiar

Komentar

Ikuti Kami

Kami nalar, punya alasan informasi tak ditelan mentah. Mari, sama-sama bernalar.

Nalar.ID | Cerdas Menginspirasi