Nalar.ID, Jakarta – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo ini menjelaskan, kewirausahaan menawarkan potensi untuk meningkatkan pembangunan ekonomi, pengentasan kemiskinan, dan pertumbuhan ekonomi dengan terciptanya lapangan pekerjaan.
Namun, sayangnya, menurut data Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2020, rasio tingkat kewirausahaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terhadap jumlah penduduk di Indonesia saat ini masih belum optimal, baru mencapai 3,5 persen.
Masih tertinggal jika dibandingkan negara tetangga, seperti Singapura 8,7 persen dan Malaysia 5 persen.
“Tingkat kewirausahaan yang rendah di suatu negara berkontribusi pada kurangnya lapangan pekerjaan dan peningkatan jumlah pengangguran. Mayoritas pengangguran di Indonesia terjadi di kalangan lulusan SMA/SMK dan sarjana. Data Badan Pusat Statistik 2019 menunjukkan pengangguran dari lulusan perguruan tinggi mencapai 5,8 persen. Bahkan pengangguran terdidik dari tahun ke tahun makin meningkat dan mendominasi, hal itu perlu segera dicari solusi,” jelas Bamsoet, usai menerima jajaran rektorat UPN Veteran Jawa Timur, di Jakarta, Rabu (22/6/22).
Ia menerangkan, dari berbagai hasil penelitian menunjukkan lulusan perguruan tinggi lebih banyak sebagai pencari kerja, tidak menciptakan lapangan pekerjaan.
Hal itu juga disebabkan banyak perguruan tinggi lebih menyiapkan mahasiswanya untuk cepat lulus dan mendapat pekerjaan, bukan membuat lapangan pekerjaan.
“Pola pikir mahasiswa yang beranggapan bahwa sebagai lulusan perguruan tinggi harus mendapat pekerjaan dengan gaji yang tinggi harus diubah. Begitu juga dengan para orang tua yang menginginkan anaknya jadi pekerja di perusahaan ternama atau sebagai pegawai negeri sipil masih cukup mendominasi. Sebagai lulusan perguruan tinggi harusnya dapat menciptakan lapangan pekerjaan sesuai kemampuan yang didapat,” pungkasnya.
Editor: Ceppy F. Bachtiar
Komentar