Nalar.ID – Kebutuhan untuk menggunakan sarana toilet yang bersih, higienis, dan nyaman, merupakan keinginan semua orang. Namun, kenyataan yang terjadi di lapangan, banyak fasilitas umum yang ada di Indonesia masih kurang memadai.
Menurut data Asosiasi Toilet Indonesia, permasalahan yang ditemui di fasilitas umum itu membuat Indonesia ada di posisi tiga terburuk di dunia untuk masalah toilet, yakni di bawah Cina dan India.
Dari masalah ini, sekelompok pemerhati sosial yang terdiri atas Rudy Perdana, Joobu Wahyudi, Jenjang Utomo, Rio Butarbutar, Rifqi Hakim, dan Anggie Ariningsih mencetuskan ide untuk menyediakan fasilitas yang dapat menjawab kebutuhan di Indonesia akan toilet bersih dan nyaman.

Fasilitas aplikasi ini dilengkapi dengan teknologi untuk memudahkan proses pembayaran dan memberikan pelayanan yang lebih menarik bagi penggunanya.
Aplikasi Jamban memberikan informasi di mana letak toilet yang disediakan oleh Jamban beserta dengan kesempatan bagi para pelanggan untuk memberikan review atas kebersihan dan kenyamanan lokasi Jamban tersebut.
Aplikasi ini juga memberikan fasilitas untuk melakukan pembayaran melalui pembelian koin Jamban lewat GoPay. Ke depannya, fungsi aplikasi Jamban, nantinya akan memuat informasi yang tertera tentang fasilitas di sekitar Jamban.

Jamban hadir bukan hanya memberikan fasilitas toilet yang bersih dan nyaman, juga perawatan operasional yang memadai sehingga menjaga kualitas dari sarana Jamban tersebut.
Gerakan Tanpa Tunai
Yang membedakan fasiltas Jamban dengan fasilitas di toilet umum lain adalah faktor kebersihan dan kenyamanan toilet tersebut. Tanpa uang tunai dan didukung teknologi, jaminan kualitas air yang digunakan, serta dalam pengembangan untuk fasilitas WiFi.
Dengan Jamban, pihaknya berharap bisa bekerjasama dengan pihak lokal untuk meningkatkan kualitas toilet atau sarana yang ada saat ini. Selain itu, menjadi sarana toilet bersih dan nyaman bagi masyarakat di Indonesia.

Serta menjadi solusi bagi masyarakat dalam kebutuhan paling mendasar yaitu toilet bersih, meningkatkan jumlah pengunjung di tempat-tempat wisata dan meningkatkan ketertarikan terhadap pariwisata di Indonesia melalui penyediaan toilet bersih di tempat umum.
“Serta ikut mendukung gerakan tanpa uang tunai di Indonesia dengan memanfaatkan fasilitas dan teknologi yang terdapat di fasilitas Jamban,” kata CSO Jamban, Anggie Ariningsih, kepada Nalar.ID, Sabtu (14/12).

Menurut salah satu Founder Jamban, Rudy Perdana, hadirnya Jamban di Indonesia juga diharapkan membantu mengurangi resiko penyakit ISK dan diare dari bakteri di toilet umum yang kurang memadai.
“Fasilitas Jamban bisa diakses hanya dengan biaya dari Rp3.000 – Rp 4.000 dengan memberi fasilitas memadai dan biaya terjangkau. Jamban diharapkan menjawab kebutuhan masyarakat di Indonesia. Dengan adanya investor potensial seperti Bapak Alex Rusli, tech enterpreneur dan CEO DigiAsia Bios, diharapkan target pembangunan Jamban dapat berkembang dengan pesat,” ucap CIO Jamban, Rio Butarbutar.

Pihaknya berharap, manfaat hadirnya Jamban di kota pertamanya, Yogyakarta, bisa diterima baik oleh warga sekitar Tamansari sebagai lokasi perdana fasilitas Jamban.
Penulis: Febriansyah | Editor: Ceppy F. Bachtiar
Komentar