Nalar.ID

Mengenal ‘Huntara’, Rumah untuk Korban Bencana Alam

Nalar.ID, Jakarta – Gempa bumi, tsunami, dan likuifaksi, di wilayah Donggala, Sigi, dan Kota Palu, Sulawesi Tengah, pada 28 September lalu menyisakan banyak kerusakan bangunan dan pemukiman warga.

Pasca-gempa, banyak masyarakat diungsikan dan ditampung di sejumlah tenda pengungsian. Baik posko-posko milik pemerintah atau lembaga. Tapi, mengingat musim penghujan yang sudah datang, kondisi tenda tak memungkinkan terus-menerus dihuni masyarakat korban bencana.

Guna mengantisipasi hal ini, pemerintah rencana membangun huntara atau hunian sementara bagi korban bencana di Sulawesi Tengah. Huntara, biasa disebut, didirikan untuk tempat tinggal sementara sebelum bangun bangunan permanen selesai dibangun.

tenda huntara - nalar.id
Rancangan hunian sementara (huntara) Kementerian PUPR. (Nalar.id/Dok.Kementerian PUPR)

Dihimpun berbagai sumber, tak hanya pemerintah, sejumlah pihak ikut memberikan bantuan pendirian huntara. Berikut diantaranya:

BPBD Jawa Tengah

Bantuan ini bagian dari inisiasi program Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah. Ada 27 personil dikerahkan dari sejumlah di Jawa Tengah untuk membangun huntara di Petobo, Palu Selatan, salah satu wilayah terdampak cukup parah. Pembangunan dikomando oleh dr.Budi Laksono plus tim.

Sedianya, Jawa Tengah, akan membangun 100 unit huntara. Masing-masing berukuran 4×3 meter. Kepala BPBD Jawa Tengah, Sarwa Pramana, sempat membagikan kegiatan kerja tim-nya lewat akun media sosialnya. Pembangunan tengah dikebut.

Kementerian PUPR

Ada 1.200 unit huntara tahap pertama disediakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Petobo dan Penggawu, Kelurahan Duyu, Lapangan Kelurahan Buluri, Kawatuna, Watusampu, Lapangan Sepakbola Kelurahan Silae, Tipo, dan Tipo A, menjadi lokasi huntara. Proses pembangunan menelan waktu 2 bulan.

Kementerian PUPR membuka kesempatan kepada pihak-pihak lain turut membangun huntara. Syaratnya, model huntara persis dengan konsep dan model huntara Kementerian PUPR. Dengan maksud, meminimalisir rasa cemburu antar masyarakat.

Lembaga Amil Zakat NTB

Lembaga ini menerapkan sistem bantuan dengan konsep sedekah, yaitu menyumbang unit bangunan dari dana umat. Lembaga ini menyediakan dua paket; huntara dan villantara atau villa sementara.

Kedua paket ini ditawarkan ke para donatur. Karena model villa dengan penggunaan material kuat, model ini sedikit lebih mahal ketimbang huntara. Sejauh ini, lembaga ini sudah membangun 14 huntara di Palu. Sisanya, 6 unit huntara yang siap berdiri setelah ada donatur masuk.

Penulis: Randy | Editor: Ezar Radinka

Komentar

Ikuti Kami

Kami nalar, punya alasan informasi tak ditelan mentah. Mari, sama-sama bernalar.

Nalar.ID | Cerdas Menginspirasi