Nalar.ID

Mengenal Water Credit, Skema Penyediaan Air Bersih dan Sanitasi

Jakarta, Nalar.IDSebagai negara penduduk terpadat keempat di dunia, ketersediaan air bersih masyarakat Indonesia masih menjadi persoalan. Sebab, menyangkut kesejahteraan masyarakat.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), walau 20 tahun terakhir ekonomi dan tingkat pendapatan Indonesia meningkat, tapi dari 255 juta lebih penduduk, 33,4 juta warganya kekurangan air bersih. Sementara, 99,7 juta minim akses fasilitas sanitasi yang baik.

Masih kata BPS, capaian akses air bersih layak di Indonesia baru mencapai 72,55 persen. Angka ini, sebenarnya belum capai target Sustainable Development Goals (SDGs) sesuai harapan setiap negara. Tujuannya, mewujudkan 100 persen akses air bersih layak untuk penduduk pada 2030 mendatang.

Sesuai amanat RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional), Indonesia, telah menargetkan pencapaian lebih awal, yakni akhir 2019. Demi mencapai target itu, pemerintah Indonesia gencar bekerjasama.

Salah satun upaya efektif mengatasi persoalan itu yaitu mengoptimalkan potensi perusahaan air dan sanitasi di pedesaan atau perkotaan. Sayangnya, pedesaan masih banyak mengalami kesulitan akses air bersih. Termasuk ketersediaan dana.

Untuk mengatasi hal ini, ada program baru non-profit inisiasi dari organisasi berbasis komunitas. Organisasi ini, diklaim bisa membantu ketersediaan layanan air bersih. Namanya Water.org. Biasa disebut Water Credit.

“Program akses air bersih dan sanitasi ini (Water Credit) bisa menjangkau dan memberdayakan banyak orang. Kami memakai skema kredit mikro untuk menjamin keberlanjutan program akses air bersih dan sanitasi. Ketimbang bantuan langsung yang bisa terputus kalau donasi berhenti,” kata Country Manager Water.org, Rachmad Hidayat, dalam diskusi di kawasan Jakarta Pusat, Kamis (22/11).

Program ini dimulai sejak 2014. Ada 22 lembaga keuangan mikro telah memberi manfaat kepada 476.000 jiwa dalam akses air dan sanitasi. Guna mempercepat tercapainya program 100 persen air bersih di 2018, organisasi ini juga kerjasama dengan sejumlah pihak, termasuk swasta.

Desa yang cukup sukses menjalani program ini adalah Desa Juwangi di Kecamatan Juwangi, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Tahun 2012, desa ini dapat dana dari pemerintah lewat program PAMSIMAS untuk membentuk KPSPAMS Jolotundo. Serta mengelola sistem penyediaan air minum.

Kata pengakuan Kamidi, Ketua BPSMAMS Jolotundo, sebelum dicanangkan Water Credit, masyarakat setempat biasa menempuh jarak 5–20 kilometer untuk dapat air bersih dari mata air Jolutundo.

Ia juga menambahkan, sebelum ada program ini, sejumlah penduduk sering terjangkit penyakit diare, sebab wilayahnya dekat hutan. “Banyak buang air (BAB/buang air besar) sembarangan. Sekarang dibuat jamban khusus setelah ada pasokan air,” ujarnya.

Penulis: Erha Randy | Editor: Ezar Radinka

Komentar

Ikuti Kami

Kami nalar, punya alasan informasi tak ditelan mentah. Mari, sama-sama bernalar.

Nalar.ID | Cerdas Menginspirasi