Jakarta, Nalar.ID – Banten berduka. Bencana tsunami menerjang wilayah pesisir Banten, Jawa Barat, Sabtu (22/12) sekitar pukul 21.27 WIB. Hingga Minggu (23/12) petang, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, korban tewas 222, 843 luka, dan 28 hilang.
Tak hanya menelan korban jiwa, gelombang tsunami ikut meluluhlantakan ratusan bangunan dan sekitarnya. Sebanyak 556 unit rumah rusak, 9 hotel rusak berat, 60 warung kuliner rusak, 350 kapal dan perahu ikut rusak. Tak terkecuali ratusan kendaraan roda empat dan dua.
Saat menghadapi bencana tsunami, sebagian orang menganggap berlindung di dalam mobil adalah cara aman. Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu menilai, saat menghadapi bencana tersebut, tak boleh panik.
Setelah itu, lanjutnya, berpikir cepat cari tempat aman untuk menghindar. “Kalau bisa bermanuver, lakukanlah,” kata Jusri, dalam keterangan tertulis, Minggu (23/12).
Dirangkum Nalar.ID, Jusri, membagi tips ketika seseorang mengalami bencana alam tsunami.
Pertama, langsung buka seluruh kaca supaya tak terjadi hal tak diingingkan. Supaya bisa keluar dengan mudah.
Kedua, pastikan mobil tidak dikunci. Maksudnya, agar mudah saat proses menyelamatkan diri keluar mobil. Sebab, lanjutnya, jika tsunami, ada tanda-tanda pergerakan manusia dan atau hewan yang panik saat melintas.
Ketiga, selagi bisa menyelamatkan diri, lakukan. Tapi kalau mobil sudah tak bergerak, tinggalkan! Lalu segera mencari lokasi aman.
Keempat, mobil bukan tempat aman untuk berlindung dari ganasnya gulungan air berkekuatan besar seperti tsunami.
Kelima, segera tinggalkan kendaraan dan menyelamatkan diri ke lokasi aman.
Penulis: Ceppy F. Bachtiar | Editor: Ceppy F. Bachtiar
Komentar