Nalar.ID

‘Overdozz With Love from Bali’, Kampanye Delia von Rueti Lainnya Selain Love & O2 

Nalar.ID – Dikenal sebagai desainer perhiasan kelas dunia, nama Delia Von Rueti tidak asing lagi. Koleksi dan karya yang digunakan tokoh dan pesohor dunia membuat namanya diperhitungkan.

Selain desainer, dermawan, seniman, dan wirausaha, Delia dikenal sebagai penggagas kampanye Love & O2 tahun 2016 lalu. Gerakan tersebut merupakan kampanye untuk mencintai bumi.

Dalam sebuah kesempatan, ia mengatakan, melalui gerakan itu, ia ingin memiliki mimpi besar membangun Taman Hutan Hujan Tropis untuk pertama kali di Indonesia.

Love & O2 merupakan kampanye penyadaran , melestarikan dan melindungi hutan hujan Indonesia. Sekadar informasi, Love & O2 menyumbangkan 2.500 hektar tanah dengan mimpi membangun taman hutan hujan tropis pertama yang dinikmati oleh generasi.

Delia von Rueti - nalar.id
Produk rancangan Delia von Rueti bernama ‘Overdozz With Love from Bali’. NALAR/Dok.pribadi

Tanah itu mengubahnya secara permanen. Dari lahan pertanian menjadi Nilai Konservasi Tinggi (HCV). “Ini undangan. Bagaimana kita bisa mencintai diri sedikit lebih. ‘Mu’ berarti kita, dan ‘Ku’ adalah anak-anak kita. Masa depan kita dan generasi kita berikutnya,” ujarnya, kepada Nalar.ID, belum lama ini.

Delia menjelaskan, gerakannya ini sama sekali tak terhubung dengan organisasi amal maupun lembaga swadaya manusia lainnya. Melalui kampanye ini, ia ingin menginspirasi banyak orang untuk membantu setiap cara kecil yang mereka bisa. Mulai dari menambahkan tanaman di kebun mereka, hingga menanam tanaman di tepi sungai, sawah, dan area kosong lainnya.

Selain kampanye menyelamatkan hutan hujan, Delia juga membuat gerakan baru. Diantaranya, memproduksi produk cemilan atau makanan ringan (snack). Produk ini bernama ‘Overdozz With Love from Bali’. Snack ini baru diperkenalkan sejak September lalu.

Delia von Rueti - nalar.id
Produk rancangan Delia von Rueti bernama ‘Overdozz With Love from Bali’. NALAR/Dok.pribadi

“Ini makanan sehat. Biasanya dikenal sebagai granola yang mengandung 10 bahan sehat,” ujarnya.

Delia punya alasan khusus mengapa membuat produk makanan. Ia ingin memberikan pilihan produk-produk sehat dan simple kepada masyarakat. “Ini ide cemerlang. Proses pembuatannya juga sangat simple. Tanpa bahan pengawet,” katanya, dihubungi Nalar.ID, Minggu (27/10).

Secara jujur, proses pembuatan produk ini sempat membuatnya lelah sekaligus menyenangkan. Senang, sebab dalam proses produksinya, ia memperkerjakan banyak orang di kawasan di Bali.

“Propduksi barangnya simple walaupun penghasilannya sangat kecil. Saya hanya ingin mengutamakan bagaimna saya bisa meninggalkan legacy atau contoh yang baik untuk anak-anak saya,” jelasnya.

Disisi lain, Delia memilih beralih ke produk makanan setelah sebelumnya giat dengan fashion, juga ada alasan. “Produk fashion (t-shirt) kurang support karena orang-orang mungkin untuk beli kaos kemampuannya kurang, ya,” ujarnya.

Delia von Rueti - nalar.id
Produk rancangan Delia von Rueti bernama ‘Overdozz With Love from Bali’ bersama team. NALAR/Dok.pribadi

Cemilan ‘Overdozz With Love from Bali’ telah didistribusikan ke sejumlah supermarket dan ritel di beberapa kota di Indonesia. Termasuk memasok di hotel di Bali. “Kami menjual bukan dari profit tetapi dari harga penjualan kami,” imbuh wanita kelahiran Sumatera ini.

Dengan gerakan ini, komitmen filantropisnya sejalan dengan perlindungan lingkungan dan pendidikan untuk pemberdayaan perempuan.

Bagaimana dengan 2.500 hektare hutan hujan yang telah dibangun, ada rencana akan memperluas lahan? Delia menilai, membangun area seluas itu sangatlah sulit.

“Itu banyak makan uang pribadi saya. Walaupun bisa mainteinance untuk park (taman), saya sangat bersyukur. Untuk saat ini, saya imbau dukungan masyarakat untuk mengerti, involve, dan memberi perubahaan dari impact ini,” jelasnya.

Delia menambahkan,  jika penjualan produk ‘Overdozz With Love from Bali’ sudah melaus dan dimana-mana, ia berjanji akan memperluas area penanaman pohon sesuai cita-citanya awal.

“Menanam pohon adalah challenging. Tapi menjaga pohon agar tetap tumbuh dan menjaga hutan adalah sangat critical dan challenging. Setiap individu bisa buat perubahan dari rumah sendiri. Menanam pohon di rumah sendiri. Dengan menanam cabang pohon dimana kita bisa tanam. Di rumah kita, pinggir sungai, pinggir sawah, atau pinggir jalan yang kita lewati. Lestarikan hutan dan hasilkan produk makanan lebih sehat dan nyaman untuk dikonsumsi,” tutupnya.

Penulis: Erha Randy| Editor: Ceppy F. Bachtiar

Komentar

Ikuti Kami

Kami nalar, punya alasan informasi tak ditelan mentah. Mari, sama-sama bernalar.

Nalar.ID | Cerdas Menginspirasi