Nalar.ID, Jakarta – Gempa bumi beruntun mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat, dan sekitarnya menyebabkan korban jiwa dan kerusakan bangunan bertambah. Gempa berkekuatan 6,9 Skala Richter (bukan 7 SR, telah diralat BMKG_red), Minggu (19/8) pukul 19.56 WITA, menimbulkan guncangan keras di Lombok Timur dan Lombok Utara, dengan intensitas VI-VII MMI (kuat).
Data sementara yang berhasil dihimpun posko BNPB, hingga Senin (20/8) pukul 10.45 WIB, tercatat 10 orang meninggal. Selebihnya, 24 orang luka, 151 unit rumah rusak, dengan rincian 7 rusak berat, 5 rusak sedang, 139 rusak ringan, dan 6 unit fasilitas ibadah.
“Ini data sementara karena pendataan masih berlangsung. Kendala listrik padam total menyebabkan komunikasi dan pendataan terhambat,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, dalam siaran tertulis, diterima Nalar.ID, Senin (20/8).
Sutopo menambahkan, dari 10 orang tewas, berasal dari Kabupaten Lombok Timur 4 orang, Lombok Barat 1 orang, Sumbawa Besar 5 orang, dan Sumbawa Barat 1 orang. Tim SAR gabungan dari Basarnas, TNI, Polri, Kementerian ESDM, dan relawan masih melakukan evakuasi.
Saat kejadian gempa, banyak masyarakat berada di luar rumah dan pengungsian sehingga tak menimbulkan banyak korban jiwa. Rasa trauma guncangan gempa, terlebih pada Minggu (19/8) siang terjadi gempa 6,5 SR di Lombok Timur menyebabkan masyarakat memilih berada di luar rumah. “Korban tewas sebagian besar karena tertimpa bangunan roboh dan serangan jantung kaget menerima guncangan gempa keras,” tambahnya.
Dari data BNPB, 1.700 unit rumah rusak. Rinciannya, 1.054 rusak berat, 646 rusak ringan, dan 5 bangunan publik rusak. Bantuan logistik terus disalurkan ke korban. Stok logistik cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar pengungsi. Gempa menyebabkan beberapa ruas jalan rusak dan longsor.
Sebelumnya, Lombok Timur, diguncang gempa 6,4 SR (29/7) dan gempa 7 SR (5/8), dengan menimbulkan korban dan kerusakan.
“Upaya penanganan darurat terus diintensifkan. Percepatan bantuan perbaikan rumah rusak terus dilakukan. Termasuk perbaikan fasilitas umum seperti rumah sakit, puskesmas, dan sekolah darurat sambil menunggu tahapan rehabilitasi dan rekonstruksi, serta operasi pasar untuk pemenuhan kebutuhan dasar dan ketersediaan bahan-bahan pokok,” ujarnya.
Gempa susulan usai 6,9 SR masih terus berlangsung. Tercatat, 101 kali gempa susulan sudah berlangsung dengan 9 kali gempa dirasakan hingga (Senin 20/8) pukul 11.00 WITA. “Masyarakat diimbau tetap tenang dan waspada. Jangan terpancing pada isu-isu atau berita menyesatkan. Saat ini masih marak hoaks di Lombok dan Sumbawa,” lanjutnya.
Penulis: Febriansyah Editor: Radinka Ezar
Komentar