Nalar.ID – Menghadapi persaingan di era revolusi industri 4.0, pemerintah menyiapkan pelatihan vokasi secara masif. Pelatihan ini memakai sistem digital dan revitalisasi dari balai latihan kerja (BLK).
“Saat ini Kemenaker (Kementerian Tenaga Kerja) membuat pelatihan kerja atau vokasi secara digital. Pelatihan ini kerja sama dengan RuangGuru dan Yayasan Plan International Indonesia,” kata Direktur Jenderal (Dirjen) Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas (Binalattas) Kemenaker Bambang Satrio Lelono, dalam diskusi di Jakarta, belum lama ini.
Kata Satrio Lelono, pelatihan digital ini merupakan gabungan antara e-training dan pelatihan tatap muka untuk para pencari pekerja baru. Tujuannya, memudahkan akses pelatihan vokasi. Sera menjalankan platform untuk meningkatkan kompetensi secara mudah dan murah dalam menjaring tenaga kerja baru.
Adapun, Kemenaker membuat program Blended Training di tiga lokasi BLK. Diantaranya di Bekasi (Jawa Barat), Lombok (Nusa Tenggara Barat) dan Semarang (Jawa Tengah).
Pelatihan ala digital ini difokuskan pada hospitality (pelayanan), ritel, teknologi informasi, teknologi fesyen dan otomasi industri. Harapannya, sampai tahun 2020, program pilot project ini menumbuhkan 10.000 tenaga kerja dan wirausahawan baru.
Tripple Skills
Dirjen Bambang menambahkan, program ini bagian upaya merespon perkembangan industri 4.0 yang akan menghilangkan banyak profesi namun tetap memberi peluang pekerjaan-pekerjaan baru. Maka itu, pemerintah mulai 2020, membuat program pelatihan vokasi secara masif. Targetnya dua juta orang dengan pola Tripple Skills.
Apa saja?
Pertama, memberikan skill kepada angkatan kerja baru agar bisa bersaing di pasar tenaga kerja. Kedua, upskilling bagi para pekerja yang sudah existing. Mengingat, hampir 58 persen tenaga kerja Indonesia berpendidikan SD hingga SMP. Ketiga, re-skilling agar mempunyai kompetensi di tengah pasar tenaga kerja yang berubah.
“Lainnya adalah melakukan revitalisasi BLK di daerah-daerah. Kemenaker sudah merevitaliasi 50 persen dari sekitar 305 BLK. Tahun 2020, pemerintah akan membangun sekitar 2.000-an BLK Komunitas di daerah-daerah seperti BLK Pesantren. Khususnya di daerah pinggiran dan tertinggal,” jelas Bambang.
Penulis: Febriansyah | Editor: Ceppy F. Bachtiar
Komentar