Nalar.ID – Peringatan Hari Kartini yang jatuh pada Minggu (21/4), menjadi momentum refleksi mengenai kekuatan dan perempuan di Tanah Air.
Menurut musisi dan konduktor muda cantik Chikita Amanda, telah banyak perubahan positif yang dilalui kaum perempuan Indonesia.
“Sudah enggak terbatas laki-laki. Contoh, di bidang musik, sudah ada beberapa konduktor perempuan. Umumnya, konduktor adalah laki-laki,” tukasnya, dihubungi Nalar.ID, Minggu (21/4).
Sayangnya, di tengah prestasi tersebut, masih ada perjuangan perempuan yang belum tercapai di 2019 ini. Contohnya, kata Chikita, perempuan masih merasa kurang aman di tempat umum. Ia menyebut, banyak orang yang masih memandang perempuan sebagai pribadi yang lemah dan kemudian dilakukan kurang pantas.
Bagaimana di dunia politik, apakah perempuan memeroleh keseteraan serupa dengan kaum pria? “Belum banyak perempuan menjadi pemimpin politik. Kalaupun ada, masih dipandang sebelah mata,” sambung mahasiswi Conservatory of Music Universitas Pelita Harapan (UPH) ini.
Masih Dianggap Remeh
Namun, disisi lain, ada anggapan sebagian orang bahwa kiprah perempuan masih dianggap miring atau remeh dalam menduduki posisi penting di perusahaan atau jabatan tertentu. Chikita, tak sependapat.
Ia menilai perempuan juga merupakan pribadi yang kompeten, tak lebih rendah daripada pria. Bahkan ada beberapa yang lebih baik daripada pria.
Chikita berharap, pasca pemilihan presiden (Pilpres) dan pemilihan legislatif (Pileg) 2019 lalu, presiden dan wakil presiden terpilih nanti dapat melindungi perempuan sehingga merasa aman, dimanapun, dan kapanpun.
“Terkait profesi, alangkah baik jika perempuan punya opsi profesi serupa dengan pria. Posisi pekerjaan juga diatur berdasarkan kompetensi dari masing-masing orang, bukan dilihat dari gender-nya,” tutupnya.
Penulis: Febriansyah | Editor: Ceppy F. Bachtiar
Komentar