Nalar.ID, Jakarta – Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) terus memberi kontribusi besar terhadap perekonomian nasional sebagai jaring pengaman sosial dan penghasil devisa.
Sebagai jaring pengaman sosial, industri TPT mampu menyerap tenaga kerja 3,65 juta orang atau mencapai 18,79% dari total pekerja di sektor industri manufaktur.
“Sebagai penghasil devisa, nilai ekspor industri TPT menembus USD13,02 miliar tahun 2021,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Bandung, belum lama ini. Menperin mengemukakan, industri TPT memiliki peranan strategis dalam proses industrialisasi.
Ini karena input dan output industri TPT punya keterkaitan kuat dengan industri lain maupun sektor ekonomi lain. Mulai dari bahan baku berupa serat sampai barang konsumsi berupa pakaian jadi dan barang jadi,” ungkapnya.
Mengingat besarnya peran dan kontribusi, pemerintah memacu utilitas industri tekstil agar kembali ke tingkat utilisasi sebelum pandemi, yaitu antara 60-80 persen sehingga dapat menopang ekspor nasional.
“Secara bertahap sektor ini sudah mulai pulih.Saat ini utilisasinya di angka 70%,” sebut Agus.
Sementara, nilai ekspor TPT naik signifikan 28 persen dibanding tahun lalu. Tertuma didorong oleh pakaian jadi dan benang. “Investasi industri juga mengalami kenaikan 6,4 persen sampai triwulan I tahun 2022 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya,” imbuhnya.
Sebagai salah satu sektor pioritas, industri TPT merupakan bagian tak terpisahkan dari program Making Indonesia 4.0.
Agenda Making Indonesia 4.0 pada industri tekstil di Indonesia diarahkan untuk menjadikan industri tekstil nasional sebagai pemimpin dalam produksi pakaian “fungsional”.
Pada 2025, industri TPT nasional ditargetkan dapat memenuhi sebagian besar permintaan domestik, mencapai peningkatan ekspor 15 persen per tahun dan jadi Top 5 manufaktur tekstil di dunia tahun 2030 dengan spesialisasi di functional clothing.
“Implementasi agenda Making Indonesia 4.0 di industri TPT telah dimulai dengan beberapa aktivitas mulai dari membangun konektivitas dan perbaikan alur aliran material TPT, kemudian training manajer transformasi 4.0 pada industri TPT,” tutur Menperin.
Selain itu, dilaksanakan pilot project daur ulang dan circular economy dalam sustainibility, penyiapan lighthouse nasional TPT 4.0 untuk sektor benang dan kain, verifikasi INDI 4.0 atau Indonesia Industry 4.0 Readiness Index dan asesmen dalam rangka INDIAwards (penghargaan kepada industri yang telah menerapkan industri 4.0), serta insentif restrukturisasi mesin.
“Untuk mempercepat proses transformasi digitaldan pencapaian target tersebut, Kemenperin membangun Pusat Industri Digital Indonesia 4.0 yang menawarkan lima layanan utama membantu industri TPT secara khusus,” tandasnya.
Penulis: Febriansyah | Editor: Radinka Ezar
Komentar