Nalar.ID

Riset Ini Buktikan, Kenaikan Penyakit Tak Menular karena Gaya Hidup

Jakarta, Nalar.IDBadan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menyelesaikan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018. Riset ini terintegrasi dengan Badan Pusat Statistik (BPS).

Riset ini dilalukan melalui analisis mendalam. Status kesehatan dan determinan kesehatan, bisa terlihat dari faktor sosial ekonomi, sehingga informasi komprehensif. Riskesdas dilakukan kepada 300.000 sampel rumah tangga dengan jumlah 1,2 juta jiwa. Data itu mengeluarkan ragam data dan informasi, yang memperlihatkan wajah kesehatan Indonesia.

Berikut penjelasan Menteri Kesehatan RI Nila Moeloek, dalam keterangannya, Rabu (7/11).

  • Dari banyak jenis kasus penyakit, Penyakit Tidak Menular (PTM) mendapat perhatian lebih pemerintah.
  • Dari data Riskesdas 2018, prevalensi PTM naik ketimbang Riskesdas 2013. Seperti penyakit ginjal kronis, kanker, hipertensi, stroke, dan diabetes melitus.
  • Prevalensi kanker naik, dari 1.4 persen (Riskesdas 2013) menjadi 1,8 persen. Lalu, stroke naik, dari 7 persen ke 10,9 persen. Serta ginjal kronik, dari 2 persen menjadi 3,8 persen.
  • Untuk pemeriksaan gula darah, diabetes melitus naik dari 6,9 persen menjadi 8,5 persen. Lalu, pengukuran tekanan darah, hipertensi naik dari 25,8 persen menjadi 34,1 persen.
  • Kenaikan prevalensi penyakit tak menular ini berhubungan dengan pola hidup, yakni merokok, konsumsi minuman beralkohol, aktivitas fisik, serta konsumsi buah dan sayur.
  • Kata Menkes Nila Moeloek, masyarakat Indonesia kerap mengonsumsi makanan ‘enak’. Ini berkaitan dengan perilaku hidup tak sehat.
  • “Diabetes, hipertensi, dan obesitas, naik. Tapi, obesitas anak-anak menurun. Kenaikan justru pada orang dewasa. (Penyakit) ini kaitan dengan perilaku hidup sehat,” kata Nila.
  • Menurut Nila, kasus penurunan kasus obesitas pada anak-anak bukan karena sadar akan diet, tapi turunnya kasus stunting. Sebab, angka ini diukur dari berat badan per tinggi badan anak. “Jadinya, anak-anak sekarang tinggi-tinggi,” sambungnya.
  • “Mengubah perilaku dan perlu pendekatan keluarga untuk memaksimalkan pencegahan,” tukas Nila, memberi saran kepada masyarakat.

Penulis: Ceppy F. Bachtiar | Editor: Ezar Radinka

Komentar

Ikuti Kami

Kami nalar, punya alasan informasi tak ditelan mentah. Mari, sama-sama bernalar.

Nalar.ID | Cerdas Menginspirasi