Nalar.ID

Ruqyah dan Refleksi, Metode Pengobatan Unik Ratna Listy

Jakarta, Nalar.ID – Jarang muncul di layar kaca, entertainer Ratna Listy memiliki aktivitas anyar. Ternyata, ia tengah menekuni dunia spiritual. Tepatnya sebagai konsultan spiritual.

Semua bermula usai perkenalannya dengan pria bernama Panglima Langit, 10 bulan lalu. Bersama gurunya, Panglima, ia bermitra dan membuka praktik pengobatan di Jalan Pesona Amsterdam Blok I9, Kota Wisata, Cibubur.

Sebetulnya, Ratna, telah memelajari ilmu ini dari guru spiritual lain sekitar 12 tahun lalu. Dalam pengobatan ini, Ratna dan Panglima, menggunakan metode penyembuhan refleksi dan ruqyah dengan media lada.

Meskipun ini pengobatan instan, hasilnya moncer. Ia bisa menyembuhkan penyakit medis dan nonmedis. “Enggak cuma orang sakit fisik tapi bisa mengobati stres, buka aura membuka rezeki, ruwat dari gangguan energi negatif atau rumah angker, memagari rumah atau usaha, buka aura pintu rezeki, deketin jodoh, dan lainnya,” tukasnya.

Media Lada

Teknik pengobatan tersebut menggunakan transfer energi doa, yang dipadukan dengan refleksi, serta bantuan media lada. Walaupun pengobatan ‘instan’, Ratna, menegaskan bahwa pengobatan ini halal tanpa melanggar ketentuan syariat Islam.

Dalam teknik pengobatan ini, ia meyakini, dalam hitungan detik, di tubuh pasien akan terlihat apakah ada ‘gangguan’ atau tidak.

“Walaupun sangat instan, pengobatannya sejalur dengan agama. Memakai doa-doa dari ayat suci Al Quran, bukan mantra-mantra enggak jelas. Kami kasih amalan doa, bukan jimat. Pasien enggak ada pantangan apapun. Makan, tidur, apa aja, bebas ,” tukasnya.

Terbukti manjur dan berkhasiat, para pasien Ratna dan Panglima banyak tersebar di beberapa kalangan dan profesi. Seperti selebriti, pejabat, jenderal, hingga pedagang kaki lima. Siapapun yang meminta bantuan, Ratna, tak pernah menolak pasien.

Dengan pengobatan ini, ia ingin sisa hidupnya lebih bermanfaat untuk orang lain. “Agar masa tua saya bermanfaat kepada masyarakat kalau sudah enggak aktif di dunia entertainment,” lanjutnya.

Mau sampai kapan akan bergelut di profesi ini? “Sampai mati. Saya mau, sisa hidup saya berguna untuk masyarakat. Apa yang saya bantu, akan saya bantu di sisa akhir hayat saya,” tutupnya.

Penulis: Febriansyah | Editor: Ceppy F. Bachtiar

Komentar

Ikuti Kami

Kami nalar, punya alasan informasi tak ditelan mentah. Mari, sama-sama bernalar.

Nalar.ID | Cerdas Menginspirasi