Nalar.ID

Sarjana Komputer Tergusur Kecerdasan Buatan, Benarkah?

Nalar.ID – Perkembangan ekonomi digital dan internet membuat banyak permintaan lulusan perguruan tinggi jurusan ilmu komputer oleh perkembangan internet dan ekonomi digital.

Pasokan rendah tapi permintaan besar membuat sarjana jursan itu mendapat gaji tinggi.
Sayangnya, hal tersebut tak akan berlangsung lama. Pasalnya, kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) bakal membuat permintaan tenaga ahli ilmu komputer menyusut. Prediksi ini disampaikan oleh investor teknologi Mark Cuban.

Berikut keterangan Mark, dilansir CNBC International, Jumat (7/6/2019):

Prediksi 20 Tahun Kedepan

Kata Mark Cuban, “Dua puluh tahun dari sekarang, kalau Anda pembuat kode, mungkin kehilangan pekerjaan. Sebab bidang itu hanya matematika.”

Jangka Panjang
“Dalam jangka pendek, para lulusan ilmu komputer dan mengerti soal coding, akan alami kondisi lebih baik dalam pekerjaan dan penghasilan. Tapi untuk jangka panjang, tak merasa aman,” tukasnya.

Ilmu Komputer Gaji Tertinggi

Berdasarkan riset Glassdoor, ilmu komputer adalah program studi gaji tertinggi yang diberi perusahaan. Gaji rata-rata 70.000 dolar AS. Pekerjaan paling laris di 2019 adalah insinyur pengembang perangkat lunak aplikasi. Gaji rata-rata 101.790 dolar AS sesuai laporan CareerCast.

Kalah oleh Humaniora
Mark juga menyatakan, suatu hari nanti para lulusan ilmu komputer akan kalah oleh pemilik gelar bidang humaniora. “Kolaborasi, keterampilan komunikasi, dan kreativitas, hal-hal itu penting. Ini akan jadi perbedaan antara pembuat atau menghancurkan. Di dunia AI, Anda harus punya pengetahuan akan sesuatu,” ucap Mark.

Penulis: Febriansyah | Editor: Ceppy F. Bachtiar

Komentar

Ikuti Kami

Kami nalar, punya alasan informasi tak ditelan mentah. Mari, sama-sama bernalar.

Nalar.ID | Cerdas Menginspirasi