Jakarta, Nalar.ID – Anggota MPR RI Hj. Himmatul Aliyah, S.Sos., M.Si. menyampaikan pentingnya kewaspadaan terhadap segalakemungkinan munculnya perpecahan di masyarakat. Hal-hal yang dikira kecil dapat berkemungkinan menjadibesar. Seperti api dalam sekam, tidak kelihatan apinya, tetapi jika terus dibiarkan suatu saat dapat menjadikebakaran yang hebat. Di sinilah peran penting Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) dalammembantu Pemerintah Daerah untuk mewaspadaikemungkinan-kemungkinan tersebut. Demikiandisampaikan Himma dalam acara Sosialisasi Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara KesatuanRepublik Indonesia (NKRI) yang dihadiri oleh anggotaFKDM Kecamatan Pasar Minggu dan anggota FKDM tingkat kelurahan se-Kecamatan Pasar Minggu di Kalibata, Jakarta Selatan pada Senin (4/10/2021).
“Hal-hal yang berpotensi menimbulkan perpecahanperlu diwaspasai. FKDM berperan penting dalammewaspadai pergerakan-pergerakan yang dapatmenimbulkan efek negatif di masyarakat,” demikiandisampaikan anggota DPR RI Fraksi Partai Gerindra dariDaerah Pemilihan DKI Jakarta II (Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, dan Luar Negeri) ini.
FKDM merupakan wadah yang dibentuk berdasarkanPeraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2018 tentang Kewaspadaan Dini di Daerah. FKDM dibentukmulai dari tingkat provinsi, kabupaten/kota, kecamatansampai tingkat desa. Pembentukan FKDM dilakukan olehmasyarakat dan ditetapkan oleh Pemerintah Daerah. Tugas utama FKDM adalah menjaring, menampung, mengoordinasikan, dan mengomunikasikan data sertainformasi dari masyarakat mengenai potensi ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan di daerah yang dapatmengancam stabilitas nasional.
Himma yang juga anggota Komisi X DPR RI inimenyampaikan peran penting FKDM dalam membantuPemerintah Daerah dalam membina dan memeliharaketentraman serta ketertiban masyarakat untuk menjagastabilitas di daerah. Menurut Himma, Jakarta adalahminiatur Indonesia. Semua suku bangsa ada di Jakarta dengan budaya masing-masing. Sementara, orang Betawiadalah tuan rumah yang selalu terbuka menerimapendatang. “Sehingga, semua suku bangsa yang tinggal di Jakarta, baik tuan rumah maupun pendatang diharapkandapat bekerja sama menciptakan kota Jakarta yang tenteram dan tertib,” pungkas Himma.
Penulis: Ceppy F. Bachtiar | Editor: Ceppy F. Bachtiar
Komentar